Ilustrasi. Jika kamu merasa sedih saat liburan telah usai, mungkin kamu terserang post-holiday blues. Apa itu? (iStock/Nicola Katie)

Libur panjang musim Lebaran telah usai. Jika kamu merasa sedih saat kembali beraktivitas usai liburan, bisa jadi kamu terserang post-holiday blues. Apa itu?

Libur Lebaran memang menyenangkan. Kumpul keluarga dan orang-orang tersayang, atau sekadar istirahat me-recharge energi sangat bermanfaat untuk membuatmu kembali bersemangat di hari-hari berikutnya.

Namun saat itu semua berlalu, tak jarang kesedihan dan kesepian mulai merasuk. Dalam psikologi, ini disebut dengan istilah post-holiday blues.

Mengutip Health, post-holiday blues mengacu pada perasaan jangka pendek yang dialami seseorang setelah liburan, termasuk kesedihan, kesepian, kelelahan, kekecewaan, kelesuan, tekanan mental, atau bahkan ketakutan akan bulan-bulan yang akan datang.

“Liburan menawarkan waktu bagi kebanyakan orang untuk memfokuskan energi mereka pada tugas mendekorasi, membuat kue, merencanakan, dan memberi hadiah,” Nicole Hollingshead, PhD, psikolog dan asisten profesor klinis Kedokteran Keluarga dan Komunitas di The Ohio State University Wexner Medical Center.

“Setelah liburan berakhir, orang mungkin merasa tersesat atau hampa tanpa melakukan aktivitas yang bertujuan untuk membantu mereka fokus.”

Karena itu, penting untuk mengetahui gejala post-holiday blue dan cara mengatasinya.

Gejala post-holiday blues

Ada beberapa gejala post-holiday blues yang biasa muncul. Beberapa gejala di antaranya bisa mirip dengan depresi secara klinis.

Berikut beberapa gejala post-holiday blues, mengutip Very Well Health:

– merasa cemas,
– tak bergairah,
– suasana hati buruk,
– mudah tersinggung dan marah,
– stres,
– insomnia,
– kekhawatiran akan kondisi finansial.

Cara mengatasi post-holiday blues

Setelah mengetahui apa itu post-holiday blues, penting juga untuk mengetahui sejumlah cara mengatasinya sebagai berikut:

1. Tidur cukup

Penting untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap hari, tidak hanya untuk menjaga kesehatan mental, tetapi juga untuk mencegah kondisi kronis seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, dan tekanan mental.

Rekomendasi CDC menyebut orang dewasa berusia 18 tahun ke atas disarankan untuk tidur setidaknya tujuh jam setiap malam.

2. Pola makan yang sehat

Stres tambahan selama musim liburan dapat menyebabkan orang mengonsumsi makanan lebih tinggi lemak dan gula, yang kemudian dapat menyebabkan lebih banyak stres atau kecemasan.

Untuk menjaga kebiasaan makan yang sehat selama liburan dan hari-hari setelahnya, cobalah menambahkan atau mengganti makanan yang lebih sehat, termasuk buah-buahan dan sayuran segar, ke dalam rencana makan Anda.

3. Olahraga ringan

Cara melawan post-holiday blues selanjutnya adalah melakukan olahraga ringan.

Aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan suasana hati. Pasalnya, produksi endorfin atau hormon bahagia meningkat saat berolahraga.

4. Membuat to-do list

Seseorang berisiko mengalami post-holiday blues salah satunya karena tak memiliki tujuan setelah liburan usai. Maka dari itu, coba buat daftar hal-hal yang ingin dilakukan setelah libur usai.

Merencanakan sesuatu, baik besar atau kecil, dapat membantu Anda mempertahankan kegembiraan setelah momen liburan usai.

5. Mencoba sesuatu yang baru

Usai liburan berlalu, Anda bisa mencoba aktivitas baru, seperti mencoba resep baru di rumah atau mengikuti kelas yang sudah lama Anda minati.

“Saat kita merasa sedih atau tertekan, kita sering kali kehilangan motivasi untuk melakukan sesuatu,” kata Hollingshead.

“Memiliki sesuatu yang dijadwalkan sebelumnya membantu kita untuk tetap bertanggung jawab dan melakukan hal-hal yang pada akhirnya membantu kita merasa lebih baik.”

Itulah penjelasan mengenai apa itu post-holiday blues serta gejala dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia