Seorang ibu di Jakarta Selatan (Jaksel) mengalami baby blues sehingga menenggelamkan bayinya dalam ember. Kenali ciri baby blues dan cara mengatasinya.

Ibu berinisial A di Pesanggrahan, Jakarta menenggelamkan bayinya ke dalam ember. Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA Lia Latifah mengatakan, sang ibu mengaku mengalami baby blues dan depresi.

“Kami telah berkunjung ke rumah yang bersangkutan pada Jumat (13/10/2023). Berdasarkan pengakuan yang bersangkutan, dia mengaku mengalami baby blues dan ada sedikit depresi,” kata Lia, seperti dilaporkan Antara.

Dia menjelaskan, A mengalami stres dan kebingungan saat harus merawat tiga bayi yang jarak usianya berdekatan.

Menurut keterangan A, ia menenggelamkan bayinya dalam kondisi tidak sadar sebab kelelahan.

Apa itu baby blues?

Baby blues atau sindrom baby blues adalah suasana hati yang umum dialami ibu pascamelahirkan. Meski terbilang umum, ada pula ibu yang tidak begitu merasakannya.

Baby blues biasanya berlangsung singkat selama 2-3 hari saat masa postpartum atau masa nifas.

Banyak orang menyamakan baby blues dengan depresi postpartum. Padahal, keduanya adalah kondisi berbeda dari segi durasi dan tingkat keparahan.

Baby blues sendiri menjadi salah satu tahap atau fase kondisi mental yang terganggu pada ibu pasca-melahirkan. Baby blues menjadi fase yang paling ringan, yang disusul dengan depresi postpartum dan psikosis postpartum.

Gejala baby blues

Seperti dikutip dari Mayo Clinic, gejala baby blues antara lain:

– perubahan mood dengan cepat (mood swing),

– kecemasan,

– kesedihan,

– gampang tersinggung,

– merasa kewalahan,

– menangis,

– konsentrasi berkurang,

– masalah pada nafsu makan,

– susah tidur.

Cara mengatasi baby blues

Sindrom baby blues sebenarnya berlangsung singkat. Namun kasus ibu di Jaksel baby blues tentu memicu kekhawatiran sehingga ada beberapa cara untuk mengatasi kondisi tersebut.

1. Minta bantuan

Penyesuaian peran sebagai ibu baru bukan hal mudah. Segala sesuatu terasa baru dan mungkin asing. Normal, jika ibu merasa kewalahan karena melakukan ini dan itu.

Sebaiknya minta-lah bantuan pada keluarga atau delegasikan tugas yang biasanya dilakukan sendiri. Ibu juga bisa memanfaatkan waktu istirahat atau ‘me time’ saat bayi sedang bersama ayahnya atau anggota keluarga yang lain.

2. Tidur cukup

Kurang tidur merupakan salah satu pemicu baby blues. Kurang tidur juga bisa memicu mood swing, lebih sensitif, gampang marah, stres, cemas berlebihan, dan kelelahan mental.

Pastikan ibu cukup tidur. Caranya, coba bekerja sama dengan ayah atau anggota keluarga lain untuk bergantian menjaga bayi.

3. Cukupi nutrisi

Proses pemulihan perlu kecukupan nutrisi. Konsumsi makanan yang tinggi vitamin A, C, juga kalsium seperti bayam, brokoli, kubis, dan sawi.

Selain itu, penuhi juga dengan konsumsi jeruk, apel, kurma, kacang-kacangan, keju, yogurt, daging sapi tanpa lemak atau telur untuk sumber omega-3.

4. Waktu berkualitas dengan pasangan

Punya anak bukan berarti waktu sepenuhnya jadi buat si kecil. Jangan lupa, ibu juga perlu waktu berdua bersama ayah.

Tak perlu terlalu lama, tapi pastikan Anda bisa meluangkan waktu berkualitas bersama pasangan. Di momen ini, ibu bisa bercerita tentang apa yang dirasakan dan memberi tahu dukungan seperti apa yang dibutuhkan.

5. Lakukan hobi

Redam baby blues dengan melakukan hobi atau aktivitas yang disukai. Ingin rileks? Coba pijat atau ke salon. Suka sushi dan tidak bisa makan saat hamil? Silakan langsung meluncur ke restoran sushi.

Ibu cukup percayakan bayi pada pasangan atau keluarga dan maksimalkan waktu rekreasi.

Kasus ibu di Jaksel baby blues ini sebenarnya bisa dicegah. Ibu perlu didukung orang-orang sekitarnya, terutama pasangan.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia.com