Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, pada Senin (15/3) malam.
Sejumlah mahasiswa itu menggelar aksi karena tidak terima nama kampus mereka dicatut dalam kegiatan politik Demokrat kubu AHY yang disebut mimbar demokrasi di kantor DPP.
Ketua Bakomstra Demokrat Herzaky Mahendra Putra kemudian memberikan penjelasan. Herzaky mengatakan pihaknya memang menggelar kegiatan mimbar demokrasi.
“Partai Demokrat menerima banyak dukungan yang mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Mereka mengekspresikan simpati mereka dalam berbagai cara, baik melalui media massa, media sosial maupun unjuk dukungan,” kata Herzaky dalam keterangan yang diterima kumparan, Selasa (16/3).
“Agar kegelisahan mereka bisa terekspresikan dengan baik dan tertib, Partai Demokrat membuka mimbar demokrasi di Taman Proklamasi di dalam kompleks kantor DPP, Jalan Proklamasi no 41, Jakarta Pusat, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” tambahnya.
Sempat Didemo, Demokrat Minta Maaf soal Pencatutan Kampus di  Mimbar Demokrasi (1)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan keterangan terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dinilai ilegal di Jakarta. Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Zaky menuturkan, pihaknya sudah berupaya agar mimbar demokrasi bisa digunakan dengan baik demi mengekspresikan pendapat dengan argumentasi yang sehat.
“Kami memperlakukan setiap orang yang datang dengan prasangka yang baik, sampai terbukti sebaliknya. Jadi, saat ada beberapa mahasiswa datang dan meminta kesempatan untuk berorasi atas nama Persatuan Aktivis Lintas Kampus, kami memberikan kesempatan yang sama kepada mereka laiknya pihak-pihak lain,” ucap dia.
Zaky menambahkan, peserta mimbar demokrasi memang merupakan mahasiswa dan aktivis yang datang secara pribadi. Mereka juga tidak mewakili nama kampus mereka.
Terkait adanya pencatutan kampus, Zaky mengakui ada kesalahan dari pihaknya saat melakukan pendataan.
“Mereka kemudian memberikan identitasnya sebagai mahasiswa dan aktivis dari kampus tertentu dalam pendataannya,” ujarnya.
“Mohon maaf kalau kemudian ternyata ada di antara mereka yang belakangan baru diketahui memang mahasiswa dan memegang jabatan tertentu, tapi bukan perwakilan dari lembaga mahasiswa di kampusnya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Zaky memastikan ke depan mereka akan lebih berhati-hati lagi dalam mengecek identitas elemen masyarakat yang datang ke kantor mereka. Sehingga persoalan serupa tidak terulang.
“Bahwa ada pihak yang tak setuju pada langkah kami, seperti yang melakukan demo malam tadi, kami menerimanya sebagai bagian dari dialektika dalam demokrasi,” tutup dia.
Sebelumnya, Demokrat menggelar mimbar demokrasi pada Senin siang. Dalam agenda yang dikirimkan ke awak media, kegiatan tersebut dituliskan akan ada orasi dari Persatuan Aktivis Lintas Kampus DKI Jakarta.
Mereka terdiri dari Universitas Tantular, UIC, UBK, UIJ, Unija, Universitas Borobudur, Universitas As Syafiiyah, Unkris, UKI, STIAMI, BSI dan Universitas Jayabaya.
Editor : Parna
Sumber : kumparan