Pada Jumat (28/2) lalu, Selandia Baru melaporkan kasus virus corona SARS-2-CoV pertama. Sedangkan Malaysia mengonfirmasi kasus positif virus corona ke-25 pada hari yang sama. Dua individu yang terjangkit sama-sama punya riwayat mengunjungi Indonesia.

Temuan kasus baru ini menambah daftar pasien di luar negeri yang terinfeksi virus corona setelah mengunjungi Indonesia. Sebelumnya, warga Jepang dan China juga dinyatakan positif terjangkit COVID-19–sebutan penyakit yang disebabkan virus SARS-2-CoV, tak lama setelah mengunjungi Indonesia.

Tak pelak, pertanyaan yang sama kembali mencuat: Benarkah Indonesia masih nihil kasus virus corona?

Sebelumnya, beredar spekulasi dari tim peneliti Harvard T.H. Chan School of Public Health di Amerika Serikat, bahwa virus corona sebenarnya telah masuk ke Indonesia. Spekulasi tersebut ditulis dalam publikasi ilmiah terbitan medRxiv pada 5 Februari.

Thermal Scanner, Virus Corona, Malaysia

 

Peneliti menggunakan metode perkiraan volume penerbangan antara Wuhan dengan lokasi di 26 negara lain menggunakan regresi linier umum. Tujuannya untuk mengidentifikasi kemungkinan lokasi yang telah terpapar virus corona, namun belum terdeteksi atau belum diumumkan secara resmi.

Penelitian mengasumsikan, makin banyak penumpang dari dan ke Wuhan, maka kemungkinan kasus infeksi novel coronavirus bisa terjadi. Laporan nihil kasus virus corona di Indonesia lantas memicu kekhawatiran peneliti. Sebab, mungkin saja ketiadaan atau sedikitnya laporan pasien diakibatkan ketidakberhasilan dalam mendeteksi kasus.

Memang, sejauh ini, belum ada satu pun kasus positif virus corona di Indonesia. Beberapa temuan kasus di Tanah Air masih berstatus suspect atau dugaan. Kendati begitu, keberadaan pasien COVID-19 di luar negeri yang sebelumnya berkunjung ke Indonesia merupakan fakta yang tak bisa diabaikan begitu saja.

Virus Corona COVID-19

 

Berikut ini jejak keempat pasien virus corona di luar negeri yang sempat berkunjung ke Indonesia, sebelum dikonfirmasi mengidap COVID-19.

Selandia Baru

Seperti diwartakan The Guardian, pasien asal Selandia baru dinyatakan terinfeksi virus SARS-2-CoV sekembalinya dari Iran. Ia lebih dulu transit di Bali sebelum tiba di Bandara Auckland, Selandia Baru. Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan Selandia Baru, pasien tersebut merupakan wanita berusia 60 tahun dan tengah menjalani perawatan di Auckland City Hospital.

“Meskipun kami sudah mengonfirmasi kasus virus corona pertama, peluang untuk masyarakat terkena wabah ini kecil,” ujar Kementerian Kesehatan Selandia Baru, dalam pernyataan resmi, dikutip The Guardian.

sunrise di New Zealand

Setelah kasus pasien dikonfirmasi, petugas segera melacak jejak pergerakannya. Dia menumpangi pesawat rute Teheran-Auckland menggunakan Emirates Airline dan sempat transit di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Rabu (26/2). Setibanya di Auckland, pihak keluarga membawa yang bersangkutan untuk berobat ke rumah sakit setelah kesehatannya memburuk. Dari hasil uji laboratorium, ia dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Selandia Baru kini sudah memberlakukan pembatasan pelancong dari Iran, di mana angka kematian akibat virus corona mencapai 43 orang, tertinggi di luar China daratan.

Malaysia

Malaysia melaporkan dua kasus virus corona baru pada Jumat (28/2), menambah total pengidap menjadi 25 orang. Dirjen Kesehatan Malaysia, Datuk Noor Hisham, menyebut kedua pasien merupakan ekspatriat asal Jepang dan Italia, sebagaimana dikutip New Straits Times.

WNA Jepang tersebut merupakan seorang wanita berusia 53 tahun yang bekerja di Malaysia dan punya riwayat bepergian ke Jepang dan Indonesia pada Februari. Sedangkan WNA Italia diketahui menikah dengan warga Malaysia dan sempat pulang ke Italia dalam rangka dinas dari 15-21 Februari.

Jepang

Menurut laporan NHK, seorang warga Jepang positif mengidap virus corona setelah berkunjung ke Indonesia pada 15 Februari. Pria berusia 60 tahun tersebut merupakan pegawai pusat kesehatan panti jompo di Tokyo.

Sebelum dinyatakan terinfeksi, pria itu sempat mengeluhkan gejala demam dan flu pada 12 Februari, lalu berobat ke pusat medis Jepang. Pada 13 Februari, dia diizinkan pulang dan tinggal di rumah sampai 14 Februari. Keesokan harinya, yang bersangkutan pergi bersama keluarganya ke Indonesia.

virus corona di Jepang

Namun sekembalinya ke Jepang pada 19 Februari, ia langsung dirawat di rumah sakit karena mengalami dispnea atau kesulitan bernapas dengan kondisi yang kian memburuk.

Keterangan pers yang dirilis pemerintah Tokyo tak menyebut pria itu tertular virus di Indonesia. Selain itu, tak ada pula rincian mengenai lokasi mana saja yang dikunjungi pasien saat mengunjungi Indonesia. Hanya tercantum laporan bahwa pasien tidak memiliki riwayat ke Provinsi Hubei maupun Provinsi Zhejiang selama 14 hari terakhir.

China

Kasus positif virus corona sepulang dari Indonesia juga sempat dialami seorang WN China berinisial ‘Jin’, yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona sepulang dari Bali. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Denpasar menduga WN China itu terinfeksi di China, setelah pulang dari Bali pada 28 Januari.

Dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona pada 5 Februari, atau delapan hari setelah tiba di Shanghai. Setelah ditelusuri, ia terbang ke Shanghai menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-858.

Pasien Virus Corona di Stadion Olahraga Wuhan

 

Direktur Operasi Garuda Indonesia, Captain Tumpal M Hutapea, menyebut pesawat yang ditumpangi WN China itu telah diperiksa dan disemprot cairan khusus untuk sterilisasi.

“Upaya tersebut dilakukan sejalan dengan peningkatan epidemi virus corona di sejumlah negara. Komitmen ini kami lakukan untuk memperkuat upaya antisipatif penyebaran virus khususnya pada lini layanan transportasi udara,” kata Tumpal, dalam keterangan tertulis, Rabu (13/2).

Editor: PARNA
Sumber: kumparan