menumpahkan rasa takut dan kekhawatiran terkait virus corona di berbagai media sosial, mulai dari Twitter, Facebook, hingga Instagram.

Bagaimanapun, virus corona telah berhasil menyita perhatian banyak orang. Wabah ini membuat beberapa kota di China diisolasi, salah satunya adalah Wuhan dan Huanggang. Bukan hanya di China, virus corona novel juga sudah menyebar ke-16 negara, di antaranya Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Vietnam, Philipina, hingga Amerika Serikat dan Eropa.

Sejauh ini, ada lebih dari 7.000 kasus virus corona terkonfirmasi di China per 29 Januari 2020, dengan 170 orang dilaporkan meninggal dan 124 pasien dinyatakan sembuh. Beberapa negara seperti Jepang, Spanyol, dan Jerman mulai mengevakuasi warganya yang tinggal di Wuhan.

Sedangkan pemerintah Indonesia masih melakukan serangkaian pencegahan di beberapa pintu masuk negara untuk mengantisipasi penyebaran virus corona masuk. Ratusan mahasiswa Indonesia yang tinggal di Wuhan masih mencoba bertahan, terisolasi, dan menunggu evakuasi.

Ilustrasi virus Corona
Fakta baru novel coronavirus

Terlepas dari itu semua, ada fakta baru ihwal novel coronavirus. Meski masih satu keluarga dengan SARS CoV dan MERS CoV, novel coronavirus ternyata memiliki perbedaan terutama dalam karakteristik genetiknya. Perbedaan juga terlihat dari bentuk dan ukuran virus.

Jika virus corona yang diidentifikasi sebelumnya memiliki ukuran dengan diameter 100-120 nm, seperti dipaparkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), novel coronavirus ternyata berdiameter 60-140 nm dengan bentuk bulat dan lonjong.

virus Corona

Berdasarkan rilis Kedutaan Besar China untuk Indonesia yang diterima kumparan, novel coronavirus telah dikategorikan sebagai penyakit epidemi. Penyakit epidemi adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi manusia dalam satu periode tertentu, dengan laju yang melampaui ekspektasi, didasarkan pada pengalaman sebelumnya.

Novel coronavirus sendiri dikatakan bisa bersemayam di dalam saluran tenggorokan manusia dalam waktu sekitar 92 jam. Virus corona sangat sensitif terhadap panas, dan bisa mati jika terkena suhu 56 derajat Celcius dalam waktu 30 menit.

Masa inkubasi novel coronavirus juga berbeda. Jika coronavirus terkait SARS dan MERS punya masa inkubasi 1-14 hari, penelitian terbaru menyebut bahwa inkubasi novel coronavirus berlangsung sekitar 3-7 hari, tidak lebih dari 14 hari.

Petugas medis, virus corona, Hubei, China

Begitupun dengan gejala-gejala yang ditimbulkan. Orang yang terjangkit 2019-nCoV biasanya mengalami batuk, demam, dan sesak napas. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, penderita novel coronavirus bahkan tidak mengalami demam dan tidak ada gejala yang jelas.

Seperti riset yang ditulis oleh Profesor Yuen Kwok-yung dari Hong Kong, seorang pakar kesehatan dalam penanganan penyakit menular. Dalam riset yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet, tim dokter melakukan penelitian terhadap tujuh orang yang dirawat di Rumah Sakit Universitas Hong Kong-Shenzhen pada 10-15 Januari 2020.

Hasilnya, dari enam orang yang didiagnosis terpapar novel coronavirus, peneliti tidak menemukan jejak bagaimana virus ini mempengaruhi keenam orang tersebut. Bahkan, salah satu bocah laki-laki yang terinfeksi sama sekali tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit 2019-nCoV. Peneliti menyebut, penderita yang tidak menampilkan gejala membuat virus ini semakin berbahaya.

Kendati begitu, di balik tingginya jumlah penularan dan kematian akibat novel coronavirus, China mengklaim sudah ada 106 pasien virus corona yang sembuh, meski mereka tidak menyebut obat dan vaksin apa yang digunakan.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan