Masalah yang melibatkan mantan Miss Ukraine 2018, Veronika Didusenko, dan ajang kecantikan Miss World belum usai. Setelah dilarang mengikuti kegiatan tersebut, Veronika kini melayangkan tuntutan karena merasa ajang Miss World telah bertindak diskriminatif terhadapnya.

Masalah bermula saat gelar Veronika sebagai Miss Ukraine 2018 dicabut empat hari setelah ia memenangkan ajang tersebut. Alasannya, Veronika ketahuan telah memiliki anak dan pernah menikah sebelum mengikuti acara itu. Padahal, peraturan ajang kecantikan ini mengharuskan yang sebaliknya.

Atas kejadian itu, Veronika tak boleh maju ke ajang Miss World dan digantikan oleh Miss Ukraine 2018 yang baru, Leonila Guz. Alasannya, Miss World juga memiliki peraturan yang sama dengan Miss Ukraine, yaitu mengharuskan para pesertanya belum pernah menikah dan belum punya anak.

Setahun setelah kejadian ini, Veronika menggugat ajang Miss World. Model yang telah menggalakkan kampanye #righttobeamother ini menganggap ajang itu telah bersikap diskriminatif terhadap perempuan yang sudah menjadi ibu dan memiliki anak.

Tuntutan ini dilayangkan dua minggu sebelum penyelenggaraan Miss World 2019 di London, Inggris. Dalam laporan BBC, disebutkan bahwa model berusia 24 tahun itu menginginkan agar ajang itu mengubah peraturannya dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

“Saya ingin membuat mereka lebih cocok dan lebih menggambarkan kenyataan perempuan masa kini, yang bisa menyeimbangkan karier dan kehidupan pribadi mereka secara sempurna,” ujar perempuan berusia 24 tahun itu kepada BBC Newsbeat.

Kemudian, Veronika juga menjelaskan mengenai masalahnya di tahun 2018. Veronika mengaku, ia tidak jujur mengenai statusnya saat mengikuti Miss Ukraine 2018.

Namun, ia berdalih telah mendapat dukungan dari para penyelenggara acara untuk tetap ikut dalam kompetisi tersebut. Model yang telah bekerja dengan brand seperti Maison Margiela dan Escada ini mengaku mengikuti ajang itu untuk meningkatkan dukungan terhadap proyek amalnya dan tidak menyangka akan menang. Kemudian, ia juga mengaku tersinggung karena pencabutan gelarnya.

Lebih lanjut, ibu dari satu anak ini mengatakan bahwa perempuan seharusnya tidak dilarang mengikuti ajang kecantikan hanya karena status mereka.

“Menjadi seorang ibu tidak memiliki efek apapun terhadap kemampuan saya menjadi profesional, menjadi model yang sukses, maupun menjalani pekerjaan saya. Jadi, peraturan-peraturan ini tidak masuk akal,” ungkapnya.

Pihak Veronika berargumen, Miss World telah melanggar peraturan pemerintah Inggris, Equality Act 2010. Veronika pun berharap agar ajang Miss World bisa menjadi inklusif bagi setiap orang.

Hingga saat ini, pihak Miss World belum angkat bicara soal gugatan Veronika. Namun, pada 2018, CEO Miss World Organisation, Julia Morley, sempat membicarakan mengenai masalah ini dalam sebuah wawancara.

Menurut Morley, keputusan pihak Miss World tidak diambil berdasarkan keinginan satu pihak saja.

“Saat Anda berusaha membuat sebuah organisasi global setuju (dengan sebuah keputusan), Anda harus mendengarkan semua orang dan melihat apa yang mereka anggap bisa diterima,” ungkapnya, seperti dikutip Good Morning Britain.

Kemudian, pihak Miss Ukraine sendiri juga sudah sempat menjelaskan mengenai keputusan mereka. Menurut mereka, gelar itu dicabut karena Veronika telah berbohong mengenai statusnya.

“Komite Nasional Miss Ukraine percaya bahwa menjadi seorang ibu adalah sebuah misi yang mulia di dunia ini. Satu-satunya pesan yang ingin kami sampaikan kepada para calon peserta adalah, (pemenang) Miss Ukraine dan Miss World harus menjadi orang yang patut dicontoh. Jadi, akan sangat memalukan bila pemegang titel tersebut adalah seorang pembohong,” tulis penyelenggara Miss Ukraine dalam situs mereka.

Selanjutnya, mereka juga menyebutkan bahwa di Ukraina, ada ajang kompetisi alternatif bernama ‘Missis Ukraine’. Ajang ini memperbolehkan perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak untuk berpartisipasi.

Bagaimana menurut Anda, Ladies?

Editor: PARNA
Sumber: kumparan