Jumlah korban tewas akibat genosida Israel di Jalur Gaza mencapai lebih dari 33 ribu orang, sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada Kamis (4/4), sebanyak 33.037 orang telah tewas di Gaza selama enam bulan agresi Israel.
Dilansir AFP, dalam 24 jam terakhir ada sebanyak 62 orang tewas akibat serangan brutal pasukan Zionis. Selain korban tewas, ada 75.668 orang yang mengalami luka-luka.
Korban tewas terus bertambah meski Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) telah meloloskan resolusi gencatan senjata pada akhir Maret lalu. Meski demikian, perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sendiri belum menemukan kata sepakat.
Pasukan Israel masih terus menggempur Jalur Gaza bahkan mengepung Rumah Sakit Al Shifa, dengan dalih memburu kelompok Hamas.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tidak akan mengakhiri perang melawan Hamas, sampai kelompok itu membebaskan sandera di Gaza.
“Kami tidak punya hak moral untuk menghentikan perang, sementara masih ada sandera yang ditahan di Gaza. Kurangnya kemenangan yang menentukan di Gaza mungkin membawa kita lebih dari dekat ke perang di utara,” kata Gallant.
Terbaru, pasukan Israel disebut dengan sengaja menargetkan tujuh relawan World Central Kitchen (WCK) dalam serangan rudal di Jalur Gaza. Para relawan itu berasal dari sejumlah negara mulai dari Australia hingga Polandia.
Di sisi lain meski menyambut resolusi DK PBB, Hamas juga menyatakan akan tetap berpegang pada proposal awal mereka yakni gencatan senjata secara total di Gaza.
Hamas juga menuntut penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pemulangan warga Palestina yang masih ada di tempat pengungsian.
Editor: PARNA
Sumber: cnnindonesia.com