Foto: NASA

Tuduhan NASA memalsukan pendaratan di bulan, masih menjadi konspirasi bagi sebagian orang. Mereka menganggap misi Apollo 11 pada tahun 1969 tidak pernah terjadi.

Dilansir dari laman The University of Manchester, menurut para ahli teori konspirasi, NASA melakukan pendaratan di bulan itu di sebuah studio film. Pasalnya, ada tanda-tanda dalam rekaman dan foto yang menunjukkan hal ini.

Pendaratan di Bulan Itu Nyata atau Bohong?
Pendaratan Apollo 11 pada tanggal 20 Juli 1969, membuat astronot Amerika Serikat, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, berhasil melangkahkan kaki pertama kali di bulan.

Setelah itu, mereka dan awak ketiga Michael Collins bisa kembali ke Bumi, mendarat di Samudera Pasifik dengan selamat.

Namun, beberapa tahun kemudian muncul teori konspirasi bahwa pendaratan di bulan itu palsu. Teori tersebut menyebut misi Apollo 11 dibuat oleh pemerintah AS untuk memenangkan perlombaan luar angkasa dengan Soviet.

Teori konspirasi mengenai pendaratan di Bulan ini, tentu menjadi masalah dalam pencapaian NASA.

Mereka yang mempercayai klaim ini tanpa bukti, tentu mengabaikan pengalaman para ahli dan data. Bahkan, sebagian dari mereka ada yang terpaksa percaya karena pengaruh politik atau urusan tertentu.

Sejumlah ilmuwan menyebut bahwa misi pendaratan di bulan itu nyata. Menurut Direktur Penemuan Pusat Antariksa Nasional, Profesor Anu Ojh, kita hanya mendapati diri kita dibanjiri lautan informasi online tentang konspirasi tersebut.

“Ada lebih banyak data yang dihasilkan dalam dua tahun terakhir dibandingkan sepanjang sejarah manusia. Lautan informasi ini semakin bergejolak setiap harinya. Satu-satunya alat yang kita miliki untuk melewati konspirasi ini adalah keterampilan berpikir kritis, yang kita coba kembangkan pada manusia sebagai ilmuwan,” kata Profesor Anu Ojha, dalam pidatonya pada tahun 2019 dikutip dari laman Royal Museums Greenwich.

Bukti NASA Pernah ke Bulan
Dilansir dari situs IFL Science, berikut adalah sejumlah bukti yang mematahkan konspirasi pemalsuan pendaratan di bulan oleh NASA:

1. Banyak Orang yang Dipekerjakan untuk Misi Apollo
Misi Apollo adalah salah satu upaya terbesar dan pencapaian paling mengagumkan dalam sejarah manusia. Diperkirakan ada 400.000 orang yang dipekerjakan pada dalam proyek tersebut.

“Sekitar 400.000 ilmuwan, insinyur, teknolog, masinis, ahli listrik, bekerja pada program Apollo. Kalau sebenarnya motivasi utama percaya pendaratan ke bulan hoax itu adalah tidak percaya pemerintah, tidak percaya pemimpin kita, tidak percaya otoritas, bagaimana perasaan 400.000 orang tutup mulut? Selama 50 tahun? Itu tidak masuk akal,” kata Rick Fienberg, petugas pers American Astronomical Society, yang memegang gelar PhD di bidang astronomi, dikutip dari laman History.

Tidak semua orang perlu tahu apakah misi ke bulan itu tidak nyata. Mengapa? Mereka yang merancang atau membuat pakaian antariksa, mungkin saja berpikir hasil pemikirannya itu akan digunakan oleh pihak lain.

Organisasi sekelas NASA sudah mendapat kepercayaan dari hampir orang di dunia. Kalau pendaratan di Bulan itu sebuah kepalsuan, tapi orang-orang tidak bisa menutup mata dari kesuksesan misi Apollo.

Meski begitu, puluhan ribu orang juga harus mengetahui rahasia ini. Mulai dari astronot sendiri, sampai ke pembuat film. Misalnya, film The Dish.

Film yang menceritakan pendaratan Neil Armstrong di Bulan bukan perkara urusan antara dua orang saja, tapi melibatkan banyak orang. Sehingga, sudah banyak orang yang mengetahui bagaimana rahasia tentang kebenaran Bulan yang sebenarnya.

2. Benda-benda yang Tertinggal
Tiga misi Apollo meninggalkan cermin di permukaan bulan, yang selanjutnya dipantulkan laser untuk mengukur jarak Bumi dan Bulan.

Pengukuran tersebut dengan presisi yang luar biasa. Nah, sisa dari misi ini dipotret oleh robot pengorbit bulan NASA. Di sana, terlihat beberapa benda yang tertinggal di lokasi pendaratan.

Hal ini diperkuat dalam penyelidikan SELENE Jepang di tahun 2008, yang mengamati kawah ledakan yang ditinggalkan oleh Apollo 11.

Saat Buzz menemukan lokasi penempatan reflektor laser dan seismometer pasif. Kemudian memasangnya masing-masing 14 dan 19 meter di selatan modul bulan. Foto: dok.NASA
3. Banyak Pihak yang Memantau Proyek Besar Ini
Misi ke bulan bukan hanya tentang ekspedisi ilmiah, melainkan ada kepentingan suatu negara. Dalam hal misi luar angkasa, Amerika Serikat dan Uni Soviet bersaing sengit.

Setiap penerbangan luar angkasa Amerika Serikat pasti akan dipantau Uni Soviet. Jika mereka punya bukti sekecil apa pun kalau Apollo 11 palsu, maka tidak masuk akal kalau mereka akan merahasiakannya.

Teleskop radio mereka melacak setiap misi, dan ada banyak kesempatan untuk menangkapnya jika sinyalnya datang dari lokasi lain selain Bulan.

4. Batuan dari Bulan
Pada misi Apollo, astronot berhasil membawa sebanyak 380 kilogram batu dan debu dari permukaan Bulan. Keberadaan batuan tersebut telah dijadikan proyek penelitian oleh banyak ahli geologi dan hasilnya bisa dipublikasikan.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, secara konsisten batuan itu terbentuk di lingkungan tanpa udara dan sebagian besar tanpa air, dan tidak seperti batuan apa pun di Bumi.

Menurut para ahli geologi, batuan tersebut bahkan sudah miliaran tahun secara langsung terpapar angin Matahari. Dalam hal ini, tidak mungkin ada orang yang bisa meramalkan komposisi yang dibutuhkan dalam memalsukan batu di Bulan (sebelum pendaratan).

5. Biaya dan Risiko Melakukan Pemalsuan Misi ke Bulan
Keberhasilan pendaratan di Bulan tentu menjadi dorongan besar bagi kebanggaan nasional AS. Misi ke bulan ini juga tentu memakan biaya yang fantastis.

Dilansir CNN Indonesia, dalam sekali misi luar angkasa, NASA bisa mengeluarkan biaya mencapai US$30 miliar atau Rp 485 triliun (kurs Rp16.192) .

Namun, NASA dan seluruh pemerintah AS tahu bahwa ada risiko kegagalan. Bahkan, Presiden Nixon pun juga telah menyiapkan pidatonya, seandainya Neil Armstrong dan Buzz Aldrin tidak selamat dan meninggal di Bulan.

Sehingga, sulit dikatakan kalau misi ke Bulan hanya permainan belaka. Kalau memang palsu, maka akan menimbulkan kerugian banyak pihak.

Walaupun klaim ini salah dan mudah dibantah, tapi konspirasi mengenai pendaratan di bulan tersebut masih masih ada sampai hari ini.

Editor: PARNA
Sumber: detik.com