Studi menunjukkan paparan cuaca panas secara terus-menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan mental hingga bisa memicu gangguan jiwa.

Hal itu terungkap studi mahasiswa doktoral di Umeå University, Hanoi, Vietnam, berdasarkan pengamatan data pasien di Rumah Sakit Jiwa Hanoi selama periode 5 tahun (2008 – 2012).

Kesimpulannya, faktor-faktor seperti usia tua, jenis kelamin, dan tempat tinggal di daerah pedesaan berkontribusi pada angka penyakit mental di antara kelompok rentan selama paparan panas atau cuaca panas yang ekstrem.

Studi ini juga menunjukkan beberapa hasil, salah satunya jumlah pasien yang dirawat karena gangguan jiwa meningkat selama periode cuaca panas.

Periode ini merujuk pada musim panas dan gelombang panas dengan suhu rata-rata lebih dari 35 derajat Celcius selama setidaknya 3 atau 7 hari berturut-turut.

Menurut studi tersebut, terdapat peningkatan sebesar 24 persen kasus untuk gangguan mental di musim panas dibandingkan dengan musim dingin. Selain itu, terdapat peningkatan sebesar 2 persen dari jumlah pasien yang dirawat ketika suhu rata-rata naik satu derajat Celcius.

Kemudian, risiko gangguan mental di antara populasi umum selama gelombang panas yang terjadi setidaknya 7 hari berturut-turut adalah dua kali lebih besar dibandingkan dengan gelombang panas yang terjadi selama 3 hari berturut-turut.

“Saya terkejut ketika menemukan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara pasien yang dirawat di rumah sakit karena depresi dan gangguan mental lainnya dengan periode suhu tinggi atau gelombang panas,” kata Trang Phan Minh, mahasiswa doktoral di Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Klinis, unit Epidemiologi dan Kesehatan Global, di Universitas Umeå, dikutip dari ScienceDaily.

“Hubungan tersebut semakin kuat seiring dengan lamanya gelombang panas dan para lansia secara khusus terlihat lebih sensitif terhadap musim, cuaca panas, dan gelombang panas,” imbuhnya.

Penelitian Trang Phan Minh bersifat formatif dan dapat membuka jalan untuk penelitian-penelitian selanjutnya di Vietnam.

Menurutnya, hasil penelitian ini dapat membantu para profesional kesehatan mental di Vietnam dengan memberikan lebih banyak informasi tentang dampak kesehatan mental dari paparan pola cuaca dan gelombang panas yang ekstrem.

“Seiring dengan munculnya fenomena pemanasan global dan meningkatnya suhu rata-rata, hasil penelitian ini yang menunjukkan hubungan antara panas dan masalah kesehatan mental dapat membantu para pembuat kebijakan kesehatan di Vietnam,” kata Trang Phan Minh.

“Skenario ini membutuhkan kesiapan dan solusi yang baik untuk mengelola potensi peningkatan gangguan mental dan untuk melindungi populasi miskin dan kelompok kesehatan yang buruk,” imbuhnya.

Vietnam termasuk salah satu negara yang dilanda gelombang panas bulan ini hingga memecahkan rekor suhu maksimum hariannya.

Sementara, Indonesia kebagian cuaca panas yang melebihi rata-rata meski tak termasuk gelombang panas.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia.com