Pernahkah kalian mendengar angka 13 adalah angka sial? Angka ini dianggap akan membawa kesialan bagi orang yang menggunakannya. Namun tentu saja tidak semua orang percaya angka 13 merupakan simbol nasib buruk.

Sejumlah pemain sepakbola legendaris malah mengenakan jersey dengan nomor punggung 13. Beberapa contohnya Michael Ballack dari Jerman yang pernah memperkuat klub Bayern Munich dan Chelsea. Kemudian Alessandro Nesta bek tangguh Italia yang juga eks pemain Lazio dan AC Milan.

Nesta dengan memakai nomor 13 berhasil dua kali membawa Milan menjuarai Piala Champion. Sementara Ballack berkali-kali membawa Munich menjuarai liga Jerman.

Nah meski demikian angka 13 tetap saja masih dianggap membawa kesialan. Yuk, simak informasinya yang mengutip dari laman History dan University of California.

Mitos Angka 13

Dikutip dari lam University of California, para peneliti memperkirakan hingga 10 persen populasi Amerika Serikat memiliki ketakutan terhadap angka 13. Ketakutan ini meningkat secara spesifik setiap tahunnya jika tanggal 13 jatuh pada hari Jumat, ketakutan tersebut dikenal sebagai paraskevidekatriaphobia.

Ternyata ketakutan akan angka 13 bisa memberikan kerugian finansial lebih dari USD 800 juta per tahun. Hal tersebut disebabkan karena orang akan menghindari menikah dan berpergian bahkan yang lebih parah mereka akan menghindari untuk bekerja pada tanggal tersebut.

Tampaknya ketakutan angka 13 merupakan konstruksi utama negara barat. Pasalnya, beberapa budaya seperti orang Mesir Kuno menganggap bahwa angka 13 merupakan angka beruntung. Pada daerah lain mereka juga memiliki angka sial dan beruntungnya masing-masing.

Menurut Stress Management Center dan Phobia Institute di Asheville, North Carolina, lebih dari 80 persen gedung bertingkat tinggi di Amerika Serikat tidak memiliki lantai 13, dan sebagian besar hotel, rumah sakit, dan bandara menghindari penggunaan nomor untuk kamar dan gerbang juga.

Asal Usul Angka Sial 13

Ketakutan akan mitos angka 13 sebagai lambang sial diawali oleh dokumen hukum tertua di dunia yaitu kode Hammurabi. Hal tersebut disebabkan karena Hammurabi dilaporkan menghilangkan hukum ke-13 dari daftar aturan hukumnya.

Namun, penghilangan hukum tersebut merupakan kesalahan administratif yang dibuat oleh salah satu penerjemah awal dokumen tersebut yang gagal menyatukan satu baris teks. Pada kenyataannya, kode tersebut tidak secara numerik menuliskan hukum-hukumnya.

Angka 13 diasosiasikan dengan beberapa tamu makan malam dalam cerita terkenal tetapi mereka tidak diinginkan. Mitologi Norse, dewa Loki adalah orang ke-13 yang tiba di sebuah pesta di Valhalla, ia menipu tamu lain untuk membunuh Dewa Baldur.

Cerita terkenal lainnya yang memperkuat ketakutan akan angka 13 adalah cerita Alkitab. Melalui kisah tersebut diketahui bahwa Yudas yang merupakan rasul yang mengkhianati Yesus merupakan tamu ke-13 pada Perjamuan Terakhir.

Kenyataannya proses sosiokultural dapat mengasosiasikan nasib buruk dengan angka apapun. Ketika kondisinya menguntungkan, rumor atau takhayul akan menghasilkan realitas sosialnya sendiri.

Penjelasan Sosial dan Psikologis

Seperti yang kita ketahui terdapat banyak jenis fobia tetapi beberapa orang menahannya karena berbagai alasan psikologis. Fobia tersebut dapat timbul melalui pengalaman negatif yang terjadi secara langsung pada orang tersebut.

Faktor risiko lainnya yang menyebabkan dan menambah fobia antara lain usia yang masih sangat muda, memiliki kerabat dengan fobia, memiliki kepribadian yang sensitif dan terpapar orang lain dengan fobia yang sama.

Sedangkan ketakutan akan angka 13 dan menganggap angka tersebut sebagai angka sial bisa disebabkan oleh perasaan yang tidak lazim atau merasakan anomali seperti yang disebutkan dalam literatur psikologis.

Jika kita menilik angka 13 dalam kehidupan sehari-hari, penggunaannya tidak sesering angka 12. Diketahui tidak ada bulan ke-13, penggaris dengan ukuran 13 inci atau jam 13 (dalam AM/PM). Sehingga rasa asing terhadap angka 13 dapat menyebabkan fobia.

Hal tersebut didukung oleh penelitian psikologis yang menunjukkan bahwa kita akan cenderung menyukai apa yang akrab dan tidak menyukai apa yang terasa asing. Itulah yang menjadikan lebih mudah bagi kita untuk mengasosiasikan angka 13 dengan atribut negatif.

Editor: HER

Sumber: detikedu