Natal telah tiba. Kehangatannya seolah menyapu mendung dan hujan yang mengguyur sejak akhir November. Natal memang menjadi hari libur yang ditunggu-tunggu umat Kristiani.
Perayaannya identik dengan pohon yang dihias berbagai pernak pernik, saling tukar kado, berkumpul dengan keluarga besar sambil bertukar cerita dan menyantap hidangan Natal yang selalu terasa spesial.

Sebelum berbicara lebih jauh tentang hadiah dan berbagai dekorasi pohon Natal, sebaiknya mencari tahu dulu apa dan kenapa Natal menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu sepanjang tahunnya di beberapa negara.

Kenapa 25 Desember dirayakan sebagai hari Natal?
Beberapa orang mungkin menyebut Natal sebagai perayaan kelahiran Yesus Kristus. Tapi Alkitab sebenarnya tidak mengatakan kapan Yesus lahir, bahkan jika merujuk pada beberapa kisah yang mengatakan bahwa Yesus lahir bersama dengan kawanan gembala, malah sepertinya Yesus lahir di musim semi, bukan akhir tahun yang identik dengan musim dingin di beberapa negara.

Tapi seiring berjalannya waktu 25 Desember dipilih sebagai tanggal kelahirannya. Tanggal ini dipilih langsung oleh Paus Julius I pada 350 M dan diresmikan pada 529 M, ketika Kaisar Romawi Justinianus menyatakan Natal sebagai hari libur. Pilihan ini tentu tidak terjadi secara acak, banyak sejarawan meyakini Paus dan Kaisar menyukai tanggal ini karena bertepatan dengan festival pagan yang dirayakan sebagai titik balik matahari musim dingin, sejak berabad-abad yang lalu.

Teori lain menyebutkan memilih hari terpendek dalam setahun adalah simbolis. Setiap hari setelah itu matahari akan tumbuh semakin terang, seperti bagaimana anak Kristus berkembang dari bayi menjadi abadi.

Arti dan bagaimana Natal dimulai
Kata Natal berasal bahasa Inggris kuno, yakni Cristes maesse yang berarti Misa Kristus. Ini merujuk pada tradisi Katolik melakukan upacara khusus untuk merayakan Yesus.

Natal menjadi hari libur agama dan budaya dengan titik pusat merayakan kelahiran Yesus. Setelah Yesus meninggal, perayaan Kristen awal berfokus pada penyaliban dan kebangkitan-Nya sehingga Paskah adalah hari libur besar Kristen yang asli.

Sekitar tiga abad kemudian, ketika Gereja Kristen menjadi lebih besar dan berpengaruh, para pemimpin gereja dan politik menginginkan cara untuk membuat hari raya Kristen lebih populer sambil tetap mengizinkan perayaan tradisional yang sudah dinikmati orang. Hingga pada 26 Juni 1870, Presiden Ulysses S. Grant menyatakan Natal sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat.

Sejak itu, orang Amerika menciptakan perayaan Natal yang unik dengan mengambil bagian dari tradisi budaya lain dan menciptakan beberapa tradisi baru. Banyak keluarga memiliki tradisi Natal pribadi yang menambahkan lapisan makna dan kegembiraan di masing-masing keluarga.

Mengutip Reader Digest, unsur keagamaan tetap terasa, kebaktian di Gereja, baik di malam sebelum Natal atau siang harinya tetap dilakukan, meskipun sebagian besar perayaan Natal di Amerika saat ini fokus pada kegiatan yang lebih sekuler.

Tradisi Natal
Sinterklas atau Santa Claus
Sinterklas identik dengan pria tua berjanggut tebal yang selalu membagikan hadiah natal untuk anak-anak yang telah berperilaku baik sepanjang tahun. Sebenarnya Sinterklas atau Santa Claus adalah kisah seorang biarawan sederhana bernama St Nicholas, yang lahir di Turki.
St. Nicholas memperoleh gelar kesucian setelah memberikan semua kekayaannya untuk membantu orang miskin dan yang membutuhkan. Ia dikenal sebagai santo pelindung anak-anak dan memiliki hari kehormatannya sendiri, pada 6 Desember.

Imigran Belanda awal ke Amerika Serikat mendapat pujian atas nama Santa Claus. Mereka membawa tradisi mereka untuk merayakan kematian orang suci itu. Mereka memanggilnya “Sint Nikolaas” (Bahasa Belanda untuk Saint Nicholas) dan menyingkatnya menjadi “Sinter Klaas” yang sejak itu berkembang menjadi Santa Claus.

Selain sinterklas, ada beberapa tradisi dan budaya Natal lainnya yang popular di kalangan masyarakat. Berikut beberapa tradisi Natal yang kerap dilakukan masyarakat.

1. Menonton film Natal
Selama merayakan natal, banyak kegiatan yang akan dilakukan bersama keluarga. Salah satunya menonton film bersama. Ada banyak film bertemakan Natal yang menjadi langganan tontonan para keluarga di hari Natal.

2. Menyanyikan lagu-lagu Natal
Bernyanyi dengan riang gembira menjadi tradisi Natal favorit bagi banyak orang. Ada sesuatu yang istimewa dari lagu-lagu Natal, terutama ketika Anda menyanyikannya sebagai bagian dari nyanyian bersama orang-orang terkasih

3. Menghias pohon Natal
Tradisi menebang pohon cemara, memasangnya di dalam ruangan, dan mendekorasinya untuk Natal telah dilakukan sejak abad ke-16. Tradisi ini berasal dari Jerman dan tetap menjadi tradisi yang masih dilakukan banyak keluarga.

4. Kado Natal
Memberi hadiah atau kado Natal menjadi salah satu bentuk ungkapan cinta dan kasih sayang di perayaan Natal. Tradisi ini juga dianggap sebagai pengingat hadiah yang dibawa oleh Tiga Bijaksana kepada bayi Yesus.

5. Dekorasi Natal
Mendekorasi rumah, halaman, kantor, mobil, atau bahkan diri Anda adalah cara yang bagus untuk menghadirkan sentuhan bahagia dan meriah saat Natal tiba.

6. Lampu
Lampu yang berkelap-kelip memang identik dengan Natal. Biasanya akan dipasang di pohon Natal sebagai salah satu bentuk dekorasi.

Makanan khas Natal
Perayaan tak sempurna tanpa makanan sebagai pelengkap kebahagiaan. Tentunya Natal juga identik dengan berbagai hidangan untuk menyempurnakan hari spesial yang hanya terjadi sehari dalam setahun.

Berikut beberapa makanan yang selalu hadir saat perayaan Natal

1. Kue Natal
Tak ada bentuk khusus untuk kue Natal, entah itu kue yang dipanggang atau dikukus, buatan sendiri atau justru beli di toko terdekat, yang terpenting adalah kebahagiaan saat menyantapnya bersama keluarga.

2. Ham
Daging ham berlapis spiral menjadi makanan utama yang populer untuk makan malam Natal di beberapa negara. Biasanya menggunakan kalkun agar terasa lebih nikmat.

3. Peremen tongkat
Kue berbentuk tongkat dengan garis merah-putih mint adalah makanan yang disediakan sebagai pelengkap dekorasi.

Editor: ARON
Sumber: cnnindonesia