Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengungkapkan bahwa saat ini permintaan tambahan Tenaga Kesehatan (Nakes) bagi Kota Batam dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengalami kendala.

Adapun kendala yang dimaksud adalah honor dari pihak Pemprov Kepri, dan mengakibatkan kurangnya tenaga medis yang berminat untuk difungsikan sebagai tenaga vaksin mulai dari dokter sebagai vaksinator dan juga sebagai perawat.

“Honor dari Pemprov kepada mereka para tenaga vaksin yang akan dikirim ke Batam terlalu kecil,” terangnya saat ditemui dalam pelaksanan vaksinasi masal di SMP Negeri 43, Batam Center, Senin (28/6/2021).

Mengenai honor tersebut, Didi menerangkan bahwa untuk para tenaga vaksinator ini Pemprov Kepri hanya memberikan honor Rp 2,5 juta selama sebulan.

Dengan pemberian honor tersebut, hingga saat ini hanya ada sekitar 40 Nakes yang menyatakan berminat dari target total 126 Nakes.

Didi menerangkan, untuk 126 Nakes yang diminta nantinya akan disiagakan di seluruh Puskesmas yang berada di 9 Kecamatan Mainland.

“Karena mereka itu nanti kerja nya mulai dari pagi sampai sore. Dan melebihi ham kerja yang sudah disepakati. Untuk pemberian honor segitu kecil menurut saya,” lanjutnya.

Hal senada juga disampaikan nya mengingat proses rekrutmen tenaga dokter sebagai vaksinator yang juga dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam.

Untuk proses rekrutmen 18 dokter ini, juga diakuinya sempat sepi peminat walau pihak Pemko Batam telah menawarkan honor sebesar Rp 5,5 juta per bulan.

Dengan kendala ini, Pemko Batam akhirnya terpaksa menunda realisasi lokasi sentra vaksin kedua yang sebelumnya direncanakan di Universitas Internasional Batam (UIB), setelah sentra vaksinasi masal di Tumenggung Abdul Jamal terealisasi.

“Terpaksa ditunda dulu realisasi sentra vaksinasi masal yang akan kita buat di UIB,” terangnya.

Editor : WIL