Tentara Ukraina saat berkunjung menemui Presiden dan Menteri Pertahanan Jerman di barak latihan Klietz, Jerman timur, 23 Februari 2024. Para tentara Ukraina berlatih menggunakan tank Leopard 1 A5 untuk perang melawan Rusia.(AFP/RONNY HARTMANN)

Bulan lalu seorang sersan junior di Militer Ukraina bernama Pavlo Petrychenko mengeluarkan peringatan keras kepada Presiden Volodymyr Zelensky tentang kebiasaan buruk yang melanda awak militer.

Ia menggungkapkan, lonjakan perjudian online di kalangan tentara yang bertugas telah membuat banyak personel kehilangan seluruh gaji, mendorong mereka dan keluarga mereka ke dalam utang.

Beberapa bahkan menjual drone militer dan kamera pencitraan termal untuk memenuhi kecanduan, mengorbankan keselamatan mereka sendiri demi kesempatan menjadi kaya dengan singkat.

Sebagaimana dilansir AFP, para pegiat mengatakan perjudian online telah merajalela di angkatan bersenjata Ukraina yang lelah menghadapi medan perang selama lebih dari dua tahun. Mereka mencari kesenangan ketika berada di bawah tekanan serta jauh dari rumah, keluarga, dan orang yang dicintai.

“Bagi banyak orang, perjudian telah menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi stres,” kata Petrychenko dalam sebuah petisi kepada Zelensky yang menyerukan larangan perjudian bagi para tentara.

Permohonannya mendapat 26.000 pendukung dalam beberapa hari -cukup untuk meminta tanggapan resmi dari presiden.

Pada 20 April, Zelensky menuruti permintaan tersebut dengan menandatangani sebuah dekrit yang melarang personil militer untuk berjudi online selama masa perang, membatasi iklan, meluncurkan kampanye nasional tentang kerusakan akibat kecanduan judi dan memblokir semua situs ilegal.

Kementerian Kesehatan Ukraina juga akan membuat strategi pengobatan untuk memerangi kecanduan judi yang parah.

Kehilangan segalanya

Petrychenko sendiri telah terbunuh dalam tugas di wilayah Donetsk, Ukraina timur.

Namun, petisinya telah memicu perhatian nasional tentang salah satu dampak tekanan psikologis perang terhadap kekuatan Ukraina.

Anggota Parlemen Ukraina Oleksiy Goncharenko mengeklaim sembilan dari sepuluh tentara di garis depan adalah pecandu judi.

“Ini adalah masalah yang saat ini menghancurkan moral di militer,” katanya dalam sebuah posting di Telegram.

Wakil Menteri Urusan Veteran Ukraina, Oksana Syvak, juga menyesalkan tentara Ukraina kecanduan judi online.

“Ada banyak keluhan dari orang tua dan istri bahwa para prajurit dibayar cukup baik untuk berada di garis depan, dan mereka kehilangan uang ini,” kata dia kepada AFP.

Syvak menyampaikan, menilai skala masalah ini memang terbilang sulit, karena tidak ada statistik resmi. Namun, kesaksian pribadi menunjukkan jumlah yang dipertaruhkan.

Ivan Zadontsev, seorang petugas pers untuk batalion Aidar, mengatakan seorang prajurit di unitnya memenangkan 2,5 juta hryvnias (sekitar 63.000 dollar AS) -hanya untuk segera mempertaruhkannya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

“Dia yakin dia bisa memenangkan lebih banyak lagi dan itulah mengapa dia kehilangan segalanya, hingga 400 hryvnias,” katanya.

Seorang tentara lainnya memenangkan jackpot 60 juta hryvnia (1,5 juta dolar AS) dan kemudian membelot.

Zadontsev mengatakan, gaji yang relatif tinggi untuk tentara -enam kali lipat dari gaji rata-rata nasional, yaitu 120 ribu hryvnia- kemungkinan besar menjadi penyebabnya.

“Ini mungkin menjadi faktor yang membuat orang geleng-geleng kepala,” katanya. Bagi Syvak, ini adalah dampak psikologis dari konflik, yang kini telah memasuki tahun ketiga.

“Selama permusuhan seperti itu, sangat sering orang menggunakan alkohol, narkoba, menghisap ganja atau… menyalahgunakan perjudian. Ini adalah konsekuensi dari perang…

perjudian adalah pelarian dari kenyataan, sebuah reaksi sekunder terhadap trauma yang parah,” katanya.

Risiko keamanan

Perjudian online adalah industri booming yang jarang pada saat perang telah menghancurkan sebagian besar ekonomi Ukraina.

Papan reklame untuk perusahaan-perusahaan besar menghiasi pusat kota Kyiv.

Tetapi, ada juga kekhawatiran keamanan, termasuk dari dalam industri, tentang pertumbuhan perusahaan ilegal.

Anton Kuchukhidze, ketua Dewan Perjudian Ukraina, memperkirakan ada 1.200 situs ilegal, di mana 300 hingga 400 di antaranya adalah perusahaan Rusia.

Namun, ia mengatakan bahwa tidak ada penelitian yang mendukung klaim kecanduan yang meluas di kalangan tentara Ukraina.

“Ketika seseorang berada di parit, mereka tidak dapat berjudi karena tidak ada internet, dan Starlink yang tersedia digunakan untuk pesawat tak berawak, untuk pengintaian -jelas bukan untuk perjudian online,”  katanya.

Tidak ada internet seluler di area garis depan, tetapi tentara sering menggunakan ponsel mereka ketika parabola Starlink sedang online.

“Perusahaan-perusahaan perjudian membayar pajak sebesar 12 miliar hryvnia (300 juta dollar AS) tahun lalu,” kata Kuchukhidze.

Ia menambahkan bahwa jumlah pemain di kasino online baru saja mendekati tingkat sebelum perang.

Meski demikian, para pendukung kontrol perjudian mengatakan bahwa industri ini sengaja menargetkan tentara, memangsa kerentanan psikologis dan gaji besar mereka.

Dalam petisinya, Petrychenko juga menuduh sektor ini melakukan “pemutihan” dengan memberikan sumbangan kecil yang sangat terbuka kepada tentara.

“Kita semua mengerti apa arti 20 truk pikap, ketika mereka menghasilkan uang yang nyata,” kata Zadontsev.

Editor: PARNA
Sumber: kompas.com