Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac dari China telah tiba di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga tengah meminta bantuan untuk mendapatkan vaksin dari JenewaSwiss.

“Selain kerja sama bilateral, saat ini bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri sedang melakukan komunikasi dengan Jenewa untuk pengadaan vaksin multilateral,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi dalam konferensi pers daring lewat kanal YouTube, Kemkominfo TV, Senin (7/12/2020).

Gavi COVAX Faciltiy adalah institusi multilateral yang mengadakan proyek vaksin ini. COVAX adalah pilar dari program Percepatan Akses untuk Peralatan COVID-19 (Acces to COVID-19 Tools/ACT) yang dipimpin oleh Gavi, Koalisi untuk Kesiapan Inovasi Epidemi (CEPI), dan WHO.

“Indonesia termasuk 1 dari 92 negara COVID AMC (Advanced Market Commitment) yang akan memperoleh 3 sampai 20% dari penduduk yang bersal dari Gavi COVAX Facility,” kata Retno menyebutkan hak yang diterima Indonesia terhadap vaksin produk kerja sama multilateral di Jenewa itu.

Rencananya, vaksin multilateral itu akan masuk secara bertahap ke Indonesia mulai 2021. Proses dilakukan mulai dari hari ini.

Indonesia melengkapi persyaratan administrasi ke Gavi COVAX Facility dalam rangka meminta vaksin. Pelengkapan proses administrasi itu berbentuk pengiriman surat vaccine request form kepada Gavi COVAX Facility.

“Pengiriman dilakukan hari ini 7 Desember sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Selain itu masih ada tahapan sampai akhir 2020,” kata Retno.

Bila vaksin itu datang, berarti vaksin itu akan melengkapi vaksin lain yang juga diterapkan untuk rakyat Indonesia. Baru kemarin, vaksin COVID-19 dari China yakni Sinovac tiba di Indonesia.

Vaksin COVID-19 dari Sinovac tersebut telah tiba di Indonesia dengan diangkut pesawat Garuda, mendarat di Bandung, Minggu (6/12) kemarin. Vaksin itu akan disimpan oleh PT Bio Farma. Vaksin itu akan diuji oleh BPOM dan MUI terlebih dahulu.

Editor : Aron
sumber : detik