Puluhan demonstran pro-Palestina menyerbu rapat Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill pada Selasa (31/10) yang tengah membahas bantuan dana untuk Israel yang masih berperang dengan Hamas.

Dalam rapat itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin hadir mewakili Presiden Joe Biden untuk meminta Komite Anggaran Senat mengucurkan dana tambahan, salah satunya sekitar US$14,3 miliar atau sekitar Rp228 triliun untuk membantu Israel.

Dalam pemaparan Blinken dan Austin, Gedung Putih juga meminta restu Kongres untuk mengucurkan dana US$9 miliar (Rp143,5 triliun) bantuan kemanusiaan bagi Israel dan Palestina.

Saat rapat tengah berlangsung, puluhan pengunjuk rasa “Anti-Perang” masuk ke ruang rapat dan mengangkat telapak tangan mereka yang dicat merah darah ke atas.

Sebagian pemrotes turut berteriak “lindungi anak-anak di Gaza” hingga “hentikan pendanaan genosida” kepada para anggota Kongres, Blinken, dan Austin.

Blinken dan Austin tidak menanggapi pengunjuk rasa tersebut. Tak lama, polisi mengeluarkan mereka dari ruang rapat dan pertemuan tetap berjalan seperti biasa.

Saat rapat, Blinken menekankan bahwa AS masih menolak soal gencatan senjata antara Israel vs Hamas. Ia mengatakan gencatan senjata “hanya akan mengkonsolidasikan apa yang telah mampu dilakukan Hamas dan berpotensi membuat kejadian serupa terulang lagi” di masa depan.

Namun, Blinken menuturkan AS masih mempertimbangkan soal gencatan senjata untuk kemanusiaan atau “jeda kemanusiaan” di tengah gempuran Israel yang makin membabi buta ke Jalur Gaza.

“Kami yakin bahwa kami harus mempertimbangkan hal-hal seperti jeda kemanusiaan untuk memastikan bantuan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan dan masyarakat dapat terlindungi serta terhindar dari bahaya,” kata Blinken seperti dikutip Reuters.

Dalam rapat itu, Blinken juga menegaskan Jalur Gaza tidak dapat dikuasai Hamas di masa depan. Namun, ia juga menekankan Israel tidak bisa mengontrol Jalur Gaza.

Blinken lantas menilai solusi yang ideal adalah Jalur Gaza diperintah oleh sebuah “Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi”.

Perang antara kelompok Hamas Palestina dan Israel terus memanas di hari ke-25 pada Rabu (1/11/2023).

Israel terus meningkatkan gempuran ke Gaza dan Tepi Barat di tengah rencana mereka melancarkan invasi darat.

Associated Press (AP) melaporkan korban tewas akibat gempuran Israel ke Jalur Gaza bertambah menjadi 8.306 orang per Senin. Lebih dari 20 ribu orang lainnya terluka akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu.

Di Tepi Barat Palestina, lebih dari 110 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang lainnya terluka akibat serangan Israel. Sebab, serangan Israel tak hanya menyerbu Gaza yang menjadi wilayah kekuasaan Hamas, tapi juga mulai meluas ke Tepi Barat.

Di sisi lain, lebih dari 1.400 orang tewas dari pihak Israel sejak perang dengan Hamas pecah lagi 7 Oktober lalu. Selain itu, sekitar 240 orang dari Israel masih disandera Hamas.

Editor: PARNA

Sumber: cnnindonesia.com