Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menargetkan 30 juta kunjungan wisatawan mancanegara di 2029. Kuantitas tinggi ini dinilai harus sejalan dengan kualitasnya.

Pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menargetkan 30 juta kunjungan wisatawan mancanegara di 2029. Kuantitas tinggi ini dinilai harus sejalan dengan kualitasnya.

Ganjar-Mahfud merilis visi-misi mereka yang bertajuk Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari. Dalam visi-misi itu, mereka menuliskan 4 program yang berkaitan dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang akan menjadi target kerja pasangan ini.

Salah satunya adalah menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama pariwisata dunia. Pada program ini, Ganjar-Mahfud ingin membangun pariwisata yang terintegrasi, berkualitas, berbasis masyarakat lokal, dan berkelanjutan.

Kemudian mereka ingin melipatgandakan destinasi superprioritas serta memperluas promosi pariwisata. Tujuan akhirnya, mereka menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 30 juta pada tahun 2029.

Mengenai target tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga uno buka suara. Menurutnya, target sebanyak ini harus memperhatikan aspek keberlanjutan atau yang ia sebut sebagai green tourism.

“Untuk target wisata ini mesti kita sesuaikan dengan strategi kita fokus pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Sebelum COVID ada 16,9 juta. Waktu itu targetnya ingin ditingkatkan dengan tambahan konektivitas, kapasitas infrastruktur menuju di angka 20-25 juta,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Senin (23/10/2023).

“Tentunya ada pendalaman sesi khusus apakah target-target yang disampaikan menjadi sesuai dengan cetak biru pariwisata kita yang menuju ke pariwisata yang bukan berbasis kuantitas tapi berbasis kualitas dan berkelanjutan, green tourism,” sambungnya.

Pentingnya aspek keberlanjutan ini juga sudah disinggung Pemerhati Pariwisata Nasional Taufan Rahmadi. Dalam tulisannya, dia menyebut, “memasang target 30 juta wisman harus dibarengi dengan kehati-hatian di dalam menjaga kelestarian alam dan budaya destinasi wisata.”

Hal itu berkaitan dengan orientasi pembangunan pariwisata dewasa ini yang bukan lagi mengejar kuantitas atau angka semata. Melainkan kualitas dari wisatawan itu sendiri yang diukur berdasarkan lama tinggal dan besaran uang yang dikeluarkan wisatawan selama berwisata di Indonesia.

Editor: PARNA

Sumber: detik.com