Kasus Demam Berdasarkan Dengue (DBD) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) sedang mengalami peningkatan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari mengatakan, sejak Januari 2022, jumlah kasus DBD di Kota Batam telah mencapai 671 kasus.

Berdasarkan data kasus DBD per 26 September di Kota Batam, terdapat tambahan 6 kasus di Kecamatan Sekupang, 2 kasus di Batu Aji, 16 kasus di Sagulung, 1 kasus di Galang, 1 kasus di Sei Beduk, 3 kasus di Nongsa, 12 kasus di Batam Kota, 8 kasus di Bengkong, 5 kasus di Batu Ampar, dan 7 kasus di Lubuk Baja

“Sampai hari ini sudah 671 kasus. Meningkatnya di bulan-bulan ini. Faktor utama karena curah hujan alias cuaca,” paparnya, Rabu (28/9/2022).

Kasus tertinggi sejauh ini masih berada di Kecamatan Batam Kota dengan total keseluruhan mencapai 184 kasus.

Kendati demikian, ia menjelaskan, kasus DBD di Kota Batam saat ini masih terbilang aman karena belum melewati batas Inciden Rate 49 per 100 ribu jiwa.

“Tapi masih terbilang aman. Karena insiden rate-nya di bawah 49/100 ribu penduduk. Wilayah yang tertinggi ada di kecamatan Batam Kota,” lanjutnya.

Untuk itu, ia mengimbau agara masyarakat senantiasa melakukan langkah pencegahan sebagaimana surat edaran Wali Kota Batam, Muhammad Rudi beberapa waktu lalu.

Dalam surat edaran itu, masyarakat harus mewaspadai peningkatan kasus DBD dengan melakukan langkah 3M Plus yakni menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air seperti bak mandi, menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, tempayan dan lain lain, serta mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti: botol bekas, ban bekas dan lain lain.

Kemudian memantau wadah air yang dapat menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk dedes aegypti, mengganti air vas bunga seminggu sekali, mengeringkan air di alas pot bunga, memperbaiki saluran air dan lain-lain.

Selain itu, Melda juga mengimbau warga agar segera membawa kerabat atau saudaranya ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama atau melaporkan apabila ada terkena DBD.

“Kami juga mengimbau agar melakukan gotong royong setiap minggunya. Intinya ada di masyarakat,” kata Melda.

Editor: WIL