Pasar minyak goreng di Indonesia rupanya hanya dikuasai oleh empat perusahaan saja. Padahal, di pasaran terdapat ratusan merek minyak goreng yang beredar.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menyebutkan ada lima perusahaan besar yang menguasai pasar.

Rinciannya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Wilmar Group, PT Sinarmas Agribusiness and Food, PT Bina Karya Prima, dan Musim Mas Group.

“Minyak goreng kemasan itu yang terbesar (menguasai) ada Bimoli, kedua Wilmar, ketiga SMART, keempat ada BKP terakhir Musim Mas,” ujar Sahat, Rabu (23/3).

Secara porsi, kata Sahat, Indofood berada di urutan pertama sebagai perusahaan yang menguasai 33 persen pasar minyak goreng di Indonesia. Merek minyak goreng yang diproduksi oleh Indofood yaitu Bimoli dan Delima.

Indofood adalah perusahaan milik Anthoni Salim, orang super tajir ketiga di Indonesia menurut laporan Forbes pada 2021.

Generasi kedua keluarga Salim itu disebut-sebut memiliki total kekayaan sebanyak US$8,5 miliar.

Berdasarkan situs Indofood, pada 30 Juni 2019, perusahaan memiliki lahan perkebunan sawit seluar 300.481 hektar.

Perusahaan kedua yang menguasai pasar minyak goreng Indonesia adalah Wilmar dengan porsi 20 persen. Perusahaan ini memproduksi beragam merek minyak goreng seperti Sania, Sovia, dan Fortune.

Di balik Wilmar yang sukses dengan minyak gorengnya, ada sosok Martua Sitorus. Orang terkaya ke-14 di Indonesia itu memiliki kekayaan senilai US$2,85 miliar.

Selain menguasai pasar minyak goreng, Wilmar adalah salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan total luas tanam 232.053 hektar (ha) per 31 Desember 2020.

Dari total luas tersebut, 65 persen berada di Indonesia, 26 persen di Malaysia Timur dan 9 persen di Afrika.

Di Indonesia, perkebunan kami berlokasi di Sumatera, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah (wilayah selatan) sedangkan di Malaysia, mereka berlokasi di negara bagian Sabah dan Sarawak.

Di posisi ketiga, ada Sinarmas yang menguasai 17 persen pangsa pasar minyak goreng. Perusahaan ini dimiliki oleh keluarga Widjaja, didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja

Laporan Forbes menyebutkan keluarga Widjaja yang memiliki kekayaan senilai US$9,7 miliar berada di urutan kedua sebagai ‘crazy rich’ di Indonesia.

Sepeninggal Eka Tjipta, perusahaan ini diteruskan oleh generasi kedua. Sinarmas memiliki merek minyak goreng yang terkenal yaitu Filma.

Selain Filma, Sinarmas juga memproduksi merek lainnya seperti Mitra, Kunci Mas, dan Palmvita.

Selanjutnya, Musim Mas Group memproduksi merek SunCo, Amago, Tani, M&M;, Good Choice, Voila, dan Amago. Corporate Affairs Musim Mas Group Togar Sitanggang menyebut pangsa pasar perusahaan sekitar 9 persen.

Musim Mas Group yang terkenal di industri kelapa sawit ini dikelola oleh Bachtiar Karim bersama saudaranya, Burhan dan Bahari yang merupakan generasi ketiga dari pemilik/ pendiri Group Musim Mas.

Perusahaan sudah dirintis sejak 1932 oleh kakek dari Bachtiar Karim sejak 1932.

Pada 2021, Bachtiar berapa di posisi ke-10 sebagai orang paling kaya di Indonesia menurut Forbes. Dia memiliki kekayaan senilai US$3,5 miliar. Pada 2020 penjualan konglomerasi sawit itu mencapai US$6,9 miliar.

Perusahaan terakhir yang menguasai pangsa pasar minyak goreng adalah PT Bina Karya Prima yang memproduksi merek Tropical, Hemart, Fraiswell dan Fitri. Perusahaan ini didirikan oleh Bachrum Karim, adik dari Bachtiar Karim.

CNN Indonesia berupaya menghubungi manajemen perusahaan di atas untuk meminta konfirmasi, di antaranya Direktur Utama Indofood Franciscus Welirang Public Relation Sinarmas Agro Beni Wijaya. Namun, yang bersangkutan belum merespons.

Editor: ARON

Sumber: cnnindonesia