Pengadilan Negeri Simalungun menggelar sidang vonis terhadap Sudjito, yang merupakan terdakwa kasus penembakan pemimpin redaksi media lokal di Sumut Mara Salem Harahap hingga tewas. Sudjito divonis hukuman seumur hidup.

“Menyatakan Terdakwa Sudjito alias Gito tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain sebagaimana dalam dakwaan kesatu primer,” kata hakim dalam sidang seperti tertuang dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Simalungun dilihat detikcom, Jumat (4/2/2022).

“Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara seumur hidup,” tambahnya.

Sidang vonis ini digelar pada Kamis (3/2). Vonis ini sama dengan tuntutan yang disampaikan jaksa penuntut umum (JPU) pada sidang sebelumnya.

Vonis yang sama juga diberikan hakim kepada eksekutor penembakan Mara Salem bernama Yudi Fernando Pangaribuan. Yudi juga divonis seumur hidup oleh majelis hakim.

Kasus ini berawal saat Mara Salem ditemukan tewas di mobil dekat rumahnya dengan luka tembakan. Polisi mengatakan Mara Salem ditembak di bagian kaki.

“Di paha sebelah kiri,” kata Direskrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja, Sabtu (19/6/2021).

Polisi yang menelusuri kasus ini kemudian menetapkan dua orang tersangka, yaitu Sudjito dan Yudi Fernando. Sudjito, yang diketahui sebagai pemilik bar di Pematangsiantar, menjadi otak pembunuhan dan Yudi bersama satu orang rekannya bertindak sebagai eksekutor yang menembak Mara Salem.

“Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, kita sudah memeriksa kurang-lebih 57 orang saksi, baik di TKP maupun di sekitar tempat kerja dan tempat-tempat yang kita duga bagian dari keterlibatan tindak pidana tersebut,” kata Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra di Mapolres Pematangsiantar, Kamis (24/6/2021).

“Kita sudah melakukan penyelidikan berdasarkan keterangan saksi dan menelusuri semua kegiatan dari korban di saat-saat hari terakhir dan jam terakhir, serta alat bukti yang kita temukan berupa CCTV, dan alat bukti lainnya. Kita bersama tim kita berhasil mengungkap dan menangkap dua orang tersangka,” imbuhnya.

Panca juga mengungkap motif penembakan tersebut. Dia menyebut pelaku kesal karena Mara Salem kerap memberitakan peredaran narkoba di bar miliknya.

Panca menyebut Mara Salem sering meminta uang dan narkoba kepada Sudjito. Meski diberi uang, Mara Salem disebut tetap membuat berita tentang bar Sudjito.

“Namun korban juga meminta jatah Rp 12 juta per bulan, dengan permintaan tiap hari 2 butir (narkoba). Sehingga karena pemberitaan oleh korban dan permintaan yang dilakukan oleh korban kepada Saudara S menimbulkan sakit hati,” kata Panca.

Editor : Aron
Sumber : detiknews