Uni Eropa memperingatkan bahwa virus corona varian Omicron akan mendominasi separuh kasus Covid-19 di kawasan itu dalam hitungan bulan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Uni Eropa (ECDC) membaca indikasi ini setelah mengetahui bahwa Omicron tampak lebih menular ketimbang varian Delta.

“Berdasarkan pemodelan matematis yang dilakukan ECDC, ada indikasi Omicron dapat menyebabkan setengah dari keseluruhan infeksi SARS-CoV-2 di UE dalam beberapa bulan ke depan,” demikian pernyataan ECDC yang dikutip Reuters, Kamis (2/12).

Prediksi ECDC ini senada dengan pernyataan ilmuwan top pemerintah Prancis, Jean-Francois Delfraissy, yang menyatakan bahwa Omicron bakal menggeser posisi Delta pada akhir Januari.

Sejauh ini, negara-negara kawasan Eropa sudah melaporkan 79 kasus Covid-19 varian Omicron. Setengah dari keseluruhan pasien itu tak bergejala, sementara separuh sisanya mengalami gejala ringan.

Hingga kini, tak ada pasien Covid-19 varian Omicron di Eropa yang mengalami gejala parah sampai harus dirawat di rumah sakit, atau bahkan meninggal dunia.

Menurut ECDC, mayoritas warga yang terinfeksi corona varian Omicron itu dari kalangan anak muda dan sudah divaksinasi penuh.

ECDC tak menjabarkan lebih lanjut. Mereka hanya mencatat, orang yang terinfeksi corona varian Omicron itu biasanya pelaku perjalanan, berarti dapat diasumsikan lebih sehat ketimbang populasi lainnya secara umum.

Para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri masih terus meneliti varian Omicron ini. Salah satu pemimpin penelitian WHO soal Covid-19, Maria van Kerkhove, mengatakan bahwa mereka bisa mendapatkan data lengkap mengenai varian baru itu dalam beberapa hari ke depan.

Sementara para ahli sedang terus meneliti, Direktur ECDC, Andrea Ammon, mengimbau semua warga untuk tetap menerapkan jaga jarak, menerapkan protokol kesehatan, dan bekerja dari rumah ketika sakit.

Ammon juga menegaskan bahwa vaksinasi sangat penting dalam upaya memerangi Covid-19. Ia pun mengimbau warga untuk mengikuti vaksinasi.

“Vaksinasi bagi mereka yang belum vaksinasi, atau belum divaksinasi lengkap, dan booster bagi yang berusia di atas 40 tahun itu sangat penting,” katanya.

Editor : ARON
Sumber : cnnindonesia