Investor saham di Kepulauan Riau mengalami peningkatan sebesar 66,43 persen, pada September 2021, peningkatan ini dinilai sangat baik apabila dibandingkan dengan data pada Desember 2020 lalu.

PH Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Kepulauan Riau, Indra Novita menyebutkan bahwa saat ini ada 18.663 Single Investor Identification (SID) saham, hanya pada bulan September 2021 untuk Kota Batam.

Membandingkan data pada bulan Desember 2020 untuk di Kepulauan Riau, jumlah SID saham di Kepri tercatat 22.073 SID saham, sedangkan bulan September 2021, ada 36.736 SID saham.

Novita juga menyampaikan bila dibandingkan pada Desember 2020, SID pasar modal di Kepri naik sebesar 59,89 persen.

Desember 2020 ada sebanyak 85.016 SID pasar modal sedangkan September 2021 sudah tercatat 71.976 SID pasar modal.

Artinya, ada penambahan sebesar 26.960 SID pasar modal.

“Meski belum tutup tahun 2021, kenaikan jumlah investor di Kepri sudah sangat signifikan,” tuturnya, Sabtu (13/11/2021) melalui sambungan telepon.

Ia mengatakan bahwa, kenaikan jumlah investor juga terjadi secara nasional.

Kemudian, pada Desember 2020 tercatat ada 1.695.268 SID saham di Indonesia, sedangkan pada September 2021 menjadi 2.908.954 SID saham.

“Ada kenaikan sebanyak 1.213.686 SID saham. Atau tumbuh 71.59 persen SID saham secara nasional,” jelasnya.

Peningkatan SID saham tersebut terjadi sejalan dengan bertambahnya jumlah SID pasar modal.

Dimana, secara nasional pada Desember 2020 tercatat ada sebanyak 3.880.753 SID pasar modal, dan pada September 2021 sebanyak 6.431.044 SID pasar modal.

Terjadi kenaikan sebanyak 2.550.691 SID pasar modal. atau tumbuh sebesar 65,73 persen.

Ia mengatakan bahwa kenaikan tersebut bisa saja dipacu oleh kondisi saat ini yang serba digital.

Dimana, untuk membuka rekening saham, masyarakat bisa melakukannya secara online atau dapat diakses melalui gadget masing-masing.

“Jaman sudah canggih, semuanya bisa diakses melalui internet dan aplikasi online milik anggota Bursa,” jelasnya.

Selain itu, pertumbuhan signifikan jumlah investor, dikatakannya dapat dipicu oleh masa pandemi yang menyebabkan masyarakat sudah terbiasa dengan kegiatan berbasis digital.

Terlebih, saat masyarakat memiliki lebih banyak waktu dirumah, sehingga sangat memungkinkan untuk mengikuti berbagai jenis edukasi termasuk saham.

“Hal tersebut juga kami pacu dengan giat melakukan edukasi secara masif melalui media sosial, social media, komunitas, dan kelas-kelas Sekolah Pasar Modal (SPM) yang dilaksanakan secara daring dan melakukan kerja sama yang terjalin untuk pendirian Galeri Investasi BEI,” tutupnya.

Editor: WIL