Kasus harian Covid-19 di Singapura tembus 3.486 terinfeksi yang terjadi di Singapura per Selasa (6/10). Ini merupakan angka tertinggi sejak negara itu mengalami pandemi virus corona.

Dari tambahan kasus ini, 2,767 kasus berasal dari kerumunan, 713 dari tempat tinggal, dan enam lainnya berasal dari luar negeri.

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), sebanyak 1.512 orang dirawat di rumah sakit. 247 di antaranya membutuhkan suplai oksigen dan 34 lainnya berada di Unit Perawatan Intensif (ICU).

Korban meninggal akibat Covid-19 juga bertambah mencapai 130 orang, bertambah sembilan orang setelah sehari sebelumnya tembus 121 kematian, dilansir Worldometers.

Sementara itu, total 85 persen penduduk di Singapura telah menerima vaksin dosis lengkap sampai pada Senin (4/10/201).

Dalam 28 hari terakhir, sebanyak 40,396 orang telah terinfeksi Covid-19. 98,3 persen di antaranya mengidap gejala ringan ataupun tanpa gejala. 1,4 persen lainnya membutuhkan suplai oksigen dan 0,1 persen berada di ICU.

Pada Rabu (6/10), perusahaan farmasi Merck atau MSD mengumumkan mereka telah menandatangani perjanjian pembelian molnupiravir dengan Singapura.

Molnupiravir sendiri merupakan obat antivirus yang sedang diteliti untuk mengobati COVID-19, jika diizinkan atau disetujui, dilansir Channel News Asia.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Singapura bisa mengakses obat tersebut setelah “dasar peraturan tertentu tercapai”, kata MSD.

Sebelumnya, pemerintah Singapura berencana memangkas masa karantina Covid-19 bagi para pendatang dari 14 hari menjadi 10 hari berdasarkan masa inkubasi virus corona varian Delta yang lebih pendek.

Menurut keterangan MOH, langkah ini diambil untuk menekan tingkat penularan dan kematian di Singapura, mengingat negara itu mulai membuka kegiatan perekonomian dan sosial masyarakatnya.

Editor: NUL

Sumber: cnnindonesia