Kristina Timanovskaya diusir dari Olimpiade Tokyo 2020 oleh timnya sendiri. Alih-alih pulang, sprinter Belarusia itu mencari suaka politik karena ketakutan.
Timanovskaya menjadi salah satu atlet Belarusia yang dibawa ke Tokyo. Ia dijadwalkan turun di nomor lari 200 meter.

Namun, timnya punya rencana lain dan memasukkannya dalam tim estafet nomor 4×400 meter. Ia mengkritik dan protes, tapi kemudian malah dicoret tim di Olimpiade Tokyo 2020.

Pejabat timnya mendatangi Kampung Olimpiade pada hari Minggu (1/8), dan memerintahkannya untuk mengemasi barang-barangnya. Ia disuruh pulang ke Belarusia.

Setibanya di Bandara Haneda, Timanovskaya malah minta tolong ke polisi Jepang. Ia meminta suaka politik karena ketakutan untuk pulang ke Belarusia.

Dilansir Independent, Timanovskaya sempat bermalam di bandara. Pada Senin (2/8), ia mendatangi Kedutaan Besar Polandia dan mendapat suaka politik di sana.

“Saya khawatir saya akan dipenjara di Belarus,” kata Timanovskaya kepada situs berita olahraga Belarusia, Tribuna.

“Saya tidak takut dipecat atau dikeluarkan dari tim nasional. Saya khawatir tentang keselamatan saya.”

“Dan saya pikir saat ini tidak aman bagi saya di Belarus. Saya tidak melakukan apa-apa, tetapi mereka merampas hak saya untuk berpartisipasi dalam lomba 200 meter dan ingin mengirim saya pulang,” kata atlet Olimpiade Tokyo 2020 itu.

Suaminya, Arseni Zdanevich, juga meninggalkan Belarusia dan pindah ke Ukraina. Para pejabat telah mengkonfirmasinya.

Adapun Wakil Menteri Luar Negeri Polandia, Marcin Przydacz, melalui Twitter mengumumkan bahwa Timanovskaya telah diberikan visa. Mereka mengaku memberi bantuan dengan alasan solidaritas dan mendukung karier profesionalnya.

“Polandia akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membantunya melanjutkan karir olahraganya. (Polandia) selalu berdiri untuk solidaritas,” cuitnya di Twitter.

Editor: Nul

Sumber: detiksport