Diabetes merupakan masalah kesehatan global. Di Indonesia, angka penyandang diabetes cenderung naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kemenkes RI, populasi diabetes meningkat dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen pada 2018.
Bila tidak ditangani dengan baik, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ tubuh, seperti kerusakan pada saraf, jantung, ginjal, otak, dan mata.
Gangguan mata utama akibat diabetes dinamakan retinopati diabetik. Retinopati diabetik mungkin masih terdengar asing, tetapi penyakit ini memiliki dampak serius bagi kesehatan mata Anda, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.

Apa itu retinopati diabetik?

Retinopati diabetik adalah kelainan pembuluh darah retina pada penyandang diabetes. Kelainan ini sering terjadi pada pasien diabetes dalam usia produktif. Dilansir International Diabetes Federation (IDF) (2019), terdapat 10 juta penyandang diabetes di Indonesia. Dari angka tersebut, setidaknya 35 persen atau 3,5 juta orang, berisiko menderita retinopati diabetik.
Penyandang Diabetes? Waspada Risiko Retinopati Diabetik! (1)
Ilustrasi mata buram. Foto: Freepik
Retinopati diabetik terdiri dari 2 tahap, non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR) yang merupakan stadium awal, dan proliferative diabetic retinopathy (PDR) yang terjadi setelah pembuluh darah baru (neovaskular) muncul di retina. Kelainan ini umumnya menyerang kedua mata penderita.
Penyebab terjadinya retinopati diabetik adalah kadar gula darah yang tinggi, menyebabkan timbulnya sumbatan dan kebocoran pembuluh darah retina. Hal ini mengakibatkan asupan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke retina berkurang, sehingga terbentuk pembuluh darah baru di retina untuk mengatasi kekurangan pasokan darah. Namun demikian, pembuluh darah baru ini rentan pecah dan menimbulkan perdarahan dalam bola mata.
Pembuluh darah baru ini juga membentuk jaringan parut yang dapat menarik retina hingga terlepas, atau dikenal dengan ablasio retina. Kondisi ini timbul pada retinopati diabetik stadium lanjut dan dapat mengakibatkan kebutaan.
Semakin lama riwayat diabetes pada seseorang —biasanya 3 hingga 5 tahun— semakin besar risiko terserang retinopati diabetik. Itulah sebabnya jika Anda memiliki riwayat diabetes, segera lakukan pemeriksaan mata rutin meski tidak ada keluhan.
Penyandang Diabetes? Waspada Risiko Retinopati Diabetik! (2)
Ilustrasi periksa ke dokter mata. Foto: Shutterstock
Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit ini?
Segera kelola diabetes Anda. Caranya, ubah gaya hidup dengan menerapkan pola makan sehat, berhenti merokok, dan rutin berolahraga. Anda juga harus kontrol rutin ke dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam, serta mengikuti anjuran terapi untuk mengendalikan kadar gula darah dan penyakit penyerta Anda. Jangan lupa untuk konsumsi obat sesuai anjuran dokter.
Selain itu, periksakan mata secara rutin ke dokter spesialis mata minimal setiap tahun, atau lebih sering, sesuai derajat penyakit yang diderita. Retinopati diabetik perlu terdeteksi sedini mungkin, dan dimonitor berkala sehingga cepat mendapatkan terapi bila diperlukan. Dengan demikian, penglihatan pada penyandang diabetes dapat terjaga, untuk kualitas hidup yang baik.
Editor : Aron
Sumber : kumparan