Harga minyak mentah dunia anjlok 3 persen pada perdagangan Rabu (19/5) waktu Amerika Serikat (AS). Hal ini lantaran negara di Asia berpotensi mengurangi permintaan minyak mentah.

Mengutip Antara, Kamis (20/5), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir US$2,05 atau 3 persen menjadi US$66,66 per barel. Sementara, minyak mentah West texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni turun US$2,13 per barel atau 3,3 persen menjadi US$63,36 per barel.

Pasar khawatir sejumlah negara di Asia mengurangi konsumsi bahan bakar di tengah lonjakan penularan covid-19. Terlebih, India, Taiwan, Vietnam, dan Thailand memperketat pembatasan kegiatan di ruang publik.

“Gambaran permintaan global mungkin yang paling terpecah sejak pandemi dengan gambaran permintaan yang membaik di barat versus prospek yang memburuk di Asia,” ucap Analis Pasar OANDA Sophie Griffiths.

Sementara, sejumlah analis mengatakan Iran dapat menyediakan sekitar 1 juta-2 juta barel per hari jika kesepakatan terkait pembatasan pengembangan senjata nuklir dengan AS tercapai.

Sentimen negatif lainnya juga datang dari prospek ekonomi AS. Spekulasi pasar yang menyebut The Fed akan menaikkan suku bunga acuan diproyeksi akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Hal ini juga akan mendorong investor untuk mengurangi eksposur terhadap minyak dan komoditas-komoditas lainnya, seperti bitcoin.

Sejumlah pejabat The Fed sepertinya sudah siap-siap untuk mempertimbangkan perubahan kebijakan moneter berdasarkan perkembangan ekonomi saat ini.

Sebelumnya, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli turun 75 sen atau 1,1 persen menjadi US$68,71 per barel. Lalu, minyak mentah berjangka WTI AS untuk pengiriman Juni turun 78 sen atau 1,2 persen menjadi US$65,49 per barel

Editor: Aron
Sumber : cnnindonesia