Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI Abdullah Hehamahua sebagai ‘teroris’.

Ngabalin tak sepakat cara Hehamahua menggambarkan pertemuan dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta beberapa pekan lalu. Dalam sebuah video di media sosial, Hehamahua mengibaratkan pertemuan itu layaknya Musa menemui Firaun.

“Nabi Musa kembali ke Mesir dengan mukjizat sebagai nabi, kamu kembali ke Indonesia sebagai ‘teroris’, ngaca dong, Pak Tua,” cuit Ngabalin dalam akun Twitter @AliNgabalinNew, Jumat (16/4). Ngabalin telah mengizinkan cuitannya dikutip CNNIndonesia.com.

Ngabalin menilai kebijaksanaan Jokowi itu tidak dibalas dengan kebaikan Hehamahua dkk. Dia menilai Hehamahua justru memperkeruh suasana.

“Dia punya gaya perilakunya menyihir umat. Seperti jatuh dari langit, tidak pernah punya dosa. Seperti malaikat, tidak punya beban, tidak punya dosa,” ucap Ngabalin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (16/4).

Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Amien Rais dkk membahas penyelesaian kasus laskar FPI.Foto: Muchlis – Biro Pers
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Amien Rais dkk membahas penyelesaian kasus laskar FPI.

“Makanya saya tulis dalam tanda petik itu (teroris). Berapa banyak orang yang menjadikan dia patokan dalam memandang Islam secara ekstrem dan radikal?” cetusnya.

Dihubungi terpisah, Hehamahua merespons ucapan miring Ngabalin. Dia bertanya balik ke Ngabalin soal definisi ekstrem.

Hehamahua berpendapat perilaku dikatakan ekstrem jika menyimpang dari kriteria normal. Ia mencontohkan orang Islam ekstrem jika tidak menjalankan salat lima waktu.

“Tolong saudara Ngabalin belajar banyak tentang pengertian ekstrem itu apa,” kata Hehamahua kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/4).

Sebelumnya, beredar video pernyataan Hehamahua soal pertemuan TP3 dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta. Dalam video itu, ia mengibaratkan pertemuan tersebut sebagai pertemuan Musa dengan Firaun.

“Tidak berarti Jokowi itu Firaun, tapi kita menempatkan posisi dia penguasa, seperti ketika Firaun jadi penguasa, dan kami seperti Musa yang perjuangkan kepentingan rakyat, bangsa, kemudian menegakkan keadilan,” kata Hehamahua dalam video yang disiarkan dalam kanal Youtube Ustadz Demokrasi.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia