Maraknya olahraga sepeda tak cuma menarik buat para pehobi atau penjual perlengkapan sepeda. Ada peluang lain yang saat ini dilirik dari olahraga sepeda, fotografer sepeda.

Tak dimungkiri, kini para pesepeda bukan cuma senang gowes tapi juga senang unggah foto-foto mereka saat bersepeda. Kesempatan inilah yang dilirik oleh fotografer untuk menjadi fotografer pesepeda.

Peksi Cahyo, salah satu fotografer olahraga mengungkapkan untuk berhasil menjepret pergerakan pesepeda yang cepat dan indah memang dibutuhkan skill tertentu.

“Untuk menguasai split second moment itu sama kaya olahraga perlu latihan. juga harus bisa memprediksi sebuah gerakan atau seberapa siap kita ketika gerakan itu terjadi agar bisa menjadi karya fotografi,” kata Peksi kepada CNNIndonesia TV.

Untuk mendapat angle dan foto terbaik, tiap akhir pekan, Peksi mulai jam 06.00 WIB untuk cek lokasi.

Kesempatan untuk meraup cuan menjadi fotografer sepeda juga diambil oleh Wito Nugroho.

Wito, yang memang hobi bersepeda dan fotografi ini mulai serius untuk menjadi fotografer sepeda. Jika dulunya dia hanya mendapat pesanan untuk memotret komunitas sepeda 2 kali seminggu, kini dia setiap hari dia bisa mendapat pesanan untuk memotret komunitas sepeda atau perorrangan.

“Biasanya integrated sama komunitas atau satu orang yang hire mau ride di mana. Skrg ada yang hire setahun dan yang lainnya harian per event atau per datang.”

Selain para fotografer sepeda yang senang mendapat keuntungan tambahan, para pengguna jasa alias obyek foto sepeda ini pun juga merasa senang dengan foto-foto yang mereka dapatkan.

Ina, salah satu pengguna jasa fotografer sepeda ini mengungkapkan foto-foto diri saat bersepeda ini bisa digunakan untuk dokumentasi pribadi sampai unggahan di media sosial yang mendulang banyak likes dari pengikutnya.

“Ya bisa untuk sosial media, dan juga untuk dokumentasi klub (sepeda). Tarifnya sendiri bisa Rp500 ribu-Rp1 juta,” ucapnya.

Meski cuannya terdengar menggiurkan, namun bukan berati tak ada risiko yang mengintai para fotografer. Beberapa kasus yang pernah terjadi antara lain masalah begal.

“Jangan pernah sendirian, kalo sendirian ga tau risiko yang bakal dihadapi. Saya selalu bawa temen untuk naik motor. Teman saya ini yang akan jagain saat saya lagi fokus motret.”

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia