Banyak yang menganggap membayar pajak kendaraan tahunan terlalu berbelit. Meski sudah ada layanan Samsat Online, pemilik kendaraan masih tetap harus datang ke Samsat untuk mengambil bukti pembayaran.

Direktur Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Denny, membandingkan layanan bayar pajak di Samsat DKI Jakarta dengan di Australia. Menurut kesimpulannya, membayar pajak kendaraan di Australia lebih mudah dan bisa dilakukan di mana pun tanpa harus datang ke Samsat.

“Kalau di Samsat DKI kurang lebih prosesnya yg dialami masyarakat begini. Pertama datang, mendaftar di loket, kemudian antre dan membayar di loket bank DKI, kemudian mengambil bukti pengesahan dalam bentuk cetakan,” kata Denny dalam FGD “Belajar dari Pandemi: Tranformasi Digital untuk Optimalisasi Penerimaan PKB dan BBNKB” yang diselenggarakan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) DKI Jakarta secara virtual, Rabu (24/2/2021).

“Bagaimana kalau membayar via bank? Saya dapat membayar via bank, namun saya harus tetap datang ke Samsat untuk mengambil pengesahan dalam bukti cetak. Dalam kondisi pandemi ini tentunya menjadi tidak nyaman. Bahkan saya melihat dengan membayar pajak melalui bank, risikonya tinggi karena harus tetap datang ke Samsat,” sambungnya.

Hal itu berbeda dengan layanan pembayaran pajak kendaraan di Australia. Denny bilang, bayar pajak kendaraan di Australia bisa dilakukan dari mana saja tanpa harus datang ke Samsat.

“Kalau kita lihat di Australia seperti apa, kebetulan saya S2 dan S3 di Australia dan pernah punya mobil di sana. Saya menerima surat, di mana dalam surat itu sudah ada kode bayar, saya tinggal bayar di bank mana saja, dan langsung sudah beres. Langsung mendapatkan bukti dalam bentuk email. Bahkan bukti bayar ini tidak ada digital signature,” jelas Denny.

“Opsi membayar pajak (di Australia) itu juga bisa sistem online, bisa menggunakan website, bisa datang ke kantor pos, bisa juga datang ke kantor Samsat,” sambungnya.

 

Editor : Parna

sumber : detiknews