Banyak pejabat publik yang mengaku telah divaksinasi sebelum kelompok prioritas telah memicu keributan di media sosial di Spanyol. Hal ini terjadi saat beberapa daerah memperketat pembatasan dalam upaya untuk mengekang lonjakan infeksi COVID-19.

Dilansir Reuters, Sabtu (23/1/2021) beberapa walikota setempat mengaku mendapatkan vaksinasi sebelum giliran mereka. Sementara kepala kesehatan daerah eksklaf Ceuta dikritik keras karena divaksinasi lebih awal dan karena mengatakan dia telah melakukan ini karena di bawah tekanan dari stafnya.

“Saya tidak mau. Saya bahkan tidak mendapatkan vaksin flu. Saya tidak suka vaksinasi, “kata Javier Guerrero dari oposisi Partai Rakyat konservatif.

Menteri Pertahanan Margarita Robles meminta penjelasan Jenderal Miguel Angel Villaroya, Kepala Staf Pertahanan, setelah surat kabar melaporkan bahwa dia dan perwira militer senior lainnya telah divaksinasi.

Villaroya belum secara terbuka mengkonfirmasi apakah dia telah divaksinasi. Villaroya tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Disebutkan tingkat infeksi nasional telah melonjak sejak akhir Desember, dengan 42.885 kasus baru ditambahkan ke penghitungan pada hari Jumat. Insiden virus selama 14 hari naik ke rekor 829 kasus per 100.000 orang, sementara kasus kematian dilaporkan sebanyak 400.

Madrid memberlakukan jam malam, menjadi pukul 10 malam dan pertemuan kelompok terbatas untuk empat orang. Sementara pulau Ibiza menutup perbatasannya untuk lalu lintas yang tidak penting.

Sumber : detik