Flight data recorder (FDR) atau perekam data penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu telah ditemukanFDR adalah salah satu komponen black box di pesawat.

Black box sebuah pesawat memiliki 2 komponen. Komponen pertama adalah FDR. Komponen berikutnya dari FDR adalah cockpit voice recorder (CVR) atau perekam suara kokpit.

Berdasarkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), baik FDR maupun CVR terdiri dari 3 bagian. Pertama adalah kotak yang menghubungkan black box dengan instrumen yang akan direkam.

Kedua adalah kotak tempat alat untuk merekam berada, seperti kaset, CD, atau chip. Sedangkan yang bundar adalah underwater locator beacon (ULB) yang bisa dilacak sinyalnya apabila pesawat jatuh ke dalam air. ULB ini merupakan transmitor yang akan memancarkan gelombang akustik untuk memudahkan pendeteksian.

Yang membedakan CVR dengan FDR adalah, FDR berfungsi untuk merekam data-data penerbangan. Alat ini merekam data-data teknis pesawat, seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, autopilot, dan lain-lain. Ada 5 sampai 300 parameter data penerbangan yang direkam dalam black box ini.

FDR mempunyai durasi rekaman hingga 25-30 jam. Artinya, setelah 25-30 jam, data akan terhapus dengan sendirinya. CVR dan FDR ini akan hidup secara otomatis apabila mesin pesawat dihidupkan.

Data yang diperoleh lantas ditampilkan dalam bentuk grafik maupun transkrip apabila data tersebut berupa percakapan. Kemudian data bisa divisualkan dengan animasi melalui software, yang salah satunya bernama Insight View. Dengan demikian, bisa diperkirakan posisi pesawat terakhir sebelum kecelakaan.

Black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang berupa FDR ini ditemukan oleh tim penyelam TNI Angkatan Laut (AL). Kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 itu ditemukan di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pukul 16.20 WIB.

“Seperti diketahui, FDR sudah ditemukan,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam jumpa pers di JICT 2, Jakarta, Selasa (12/1/2021).

Sementara itu, untuk CVR pesawat Sriwijaya Air SJ182 saat ini masih dalam pencarian. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meyakini lokasi CVR tidak jauh dari lokasi ditemukannya FDR.

“Satu lagi cockpit voice recorder (CVR) masih perlu dicari dengan tanpa adanya bantuan yaitu beacon tersebut. Namun kami meyakini semua bahwa karena beacon yang ada di cockpit voice juga ditemukan di sekitar situ,” ucap Marsekal Hadi.

Editor : Aron
Sumber : detik