Iran mengonfirmasi kasus pertama mutasi virus corona pada Selasa (5/1) dari seseorang yang baru kembali dari Inggris.

Saat ini pasien telah dirawat di salah satu rumah sakit swasta dan mengalami pengujian intensif untuk mengetahui jenis virus yang bermutasi.

“Sayangnya, kasus pertama Covid-19 dari Inggris yang bermutasi terdeteksi di salah satu rekan kami yang telah tiba dari Inggris,” kata Menteri Kesehatan Saeed Namaki dalam pidatonya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian baru itu disebut sebagai VOC202012/01 dan diidentifikasi melalui pengurutan genom virus.

Analisis awal menunjukkan varian itu dapat lebih mudah menyebar hingga 70 persen di antara manusia daripada virus asli. Korsel sendiri telah mendeteksi sebagian besar varian baru Covid-19 sejak akhir tahun lalu.

Para ahli memperingatkan jika varian baru virus corona ini lebih cepat menyebar dibandingkan varian aslinya.

Temuan mutasi baru virus corona membuat setidaknya 50 negara, termasuk Iran mengeluarkan larangan penerbangan dari Inggris.

Juru bicara kementerian kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan jika Iran sejauh ini telah mencatat 55.748 kematian dan 1.255.620 infeksi sejak mengumumkan kasus pertamanya pada Februari 2020.

Dalam 24 jam terakhir, Iran melaporkan tambahan 98 kematian, terendah sejak 18 Juni ketika Iran mencatat 87 kematian.

Total infeksi juga bertambah 6.113 pada Selasa, kendati dianggap relatif stabil selama tiga minggu terakhir, dari infeksi tertinggi pada 27 November sebanyak 14.051 kasus baru.

Penurunan penualran virus corona yang terjadi baru-baru ini diklaim setelah diberlakukan langkah-langkah pembatasan yang ketat sejak diberlakukan pada 21 November selama dua minggu.

Editor : Aron
Sumber : cnnindonesia