Amerika Serikat (AS) menghadapi tantangan baru dalam perjuangan memerangi pandemi virus Corona (COVID-19). Dalam sepekan terakhir, angka kematian harian akibat Corona di AS cenderung tinggi.

Seperti dilansir CNN, Selasa (5/1/2021), data penghitungan Johns Hopkins University (JHU) menunjukkan AS memiliki rata-rata 2.637 kematian akibat Corona setiap harinya, selama sepekan terakhir.

Angka itu berarti rata-rata satu kematian akibat Corona tercatat setiap 33 detik di wilayah AS.

Desember menjadi bulan paling mematikan di AS selama pandemi Corona merebak, dengan sedikitnya 77.572 orang meninggal dalam sebulan. Angka kematian akibat Corona di AS kemungkinan masih terus bertambah karena terjadi peningkatan jumlah kasus baru dan jumlah rawat inap di rumah sakit.

Pada Senin (4/1) waktu setempat, AS kembali mencetak rekor tertinggi untuk jumlah rawat inap terkait Corona. Data terbaru dari COVID Tracking Project (CTP) menunjukkan 128.210 orang dirawat di rumah sakit akibat Corona hingga Senin (4/1) waktu setempat.

Ini menandai hari ke-34 berturut-turut saat AS mencatatkan jumlah rawat inap di atas 100 ribu orang.

Sejauh ini, menurut data JHU, total 20.800.517 kasus Corona terkonfirmasi di wilayah AS, dengan 353.328 kematian. Dengan angka itu, AS masih menempati peringkat pertama sebagai negara dengan total kasus dan total kematian akibat Corona terbanyak di dunia.

Dalam sepekan terakhir, AS mencatat rata-rata 213.437 kasus baru Corona setiap harinya. Para pakar setempat menilai tingginya tambahan kasus harian itu sebagian besar disebabkan oleh kumpul-kumpul saat musim liburan.

Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat, dengan Otoritas Keamanan Transportasi AS (TSA) menyatakan pihaknya memeriksa lebih dari 1,3 juta pelancong pada Minggu (3/1) waktu setempat.

Meskipun tambahan kasus harian meningkat 16 persen dalam sepekan terakhir, jumlah tes Corona sebenarnya menurun 11,65 persen juga dalam sepekan terakhir.

Para dokter di AS sekarang mengkhawatirkan penyebaran Corona yang masih merajalela ini akan membuat lebih banyak rumah sakit melampaui kapasitasnya dan memicu lebih banyak kematian karena peluncuran vaksinasi Corona terhambat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dalam pernyataan pada Senin (4/1) waktu setempat menyebut sekitar 15,4 juta dosis vaksin Corona telah didistribusikan ke berbagai wilayah AS, namun baru 4,5 juta orang yang menerima suntikan dosis pertama. Angka itu jauh dari target dan berarti herd immunity masih jauh dari terwujud.

“Kita sepakat bahwa ada keterlambatan. Kita akan bekerja dengan negara-negara bagian,” ucap kepala penasihat ilmiah dalam program vaksinasi Operation Warp Speed, Moncef Slaoui, dalam pernyataannya.

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews