Pandemi COVID-19 mengancam industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil yang menjadi bisnis PT Sri Rejeki Isman Tbk atau PT Sritex. Tak heran jika manajemen perusahaan sempat mempertimbangkan PHK terhadap 12.000 pekerjanya.
“Waktu itu awalnya semua direktur di Sritex sudah pesimis, saya minta pendapat semua. Kita akan mem-PHK 12.000 orang, ini harus relaksasi atau rescedhule banking semuanya, pembayaran listrik diundur, istilahnya pabrik ini ditutup sementara,” cerita Iwan saat mengisi webinar MarkPlus, Senin (14/12).
Tapi produksi masker yang banyak dibutuhkan saat pandemi, akhirnya bisa menyelamatkan perusahaan. Bahkan dalam waktu 3 pekan, PT Sritex bisa mendistribusikan hingga 45 juta masker. Kini perusahaan bahkan terus bangkit kembali ke bisnis garmen utamanya.
Untuk pertama kalinya, PT Sritex melepas ekspor seragam militer ke Filipina sebanyak 8 kontainer. “Ini adalah ekspor pertama dan bukan yang terakhir,” kata Iwan saat melepas ekspor perdana ke Filipina dari pabriknya di Sukoharjo.
Batal PHK Ribuan Pekerja, Sritex Kini Ekspor Perdana Seragam Militer ke Filipina (1)
Pabrik Sritex Sukoharjo. Foto: Dok. Sritex
“Di tengah pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, Sritex berkomitmen untuk terus menunjukkan kinerja nyata dan positif dengan terus berkontribusi kepada devisa negara melalui peningkatan ekspor,” imbuhnya.
Menurut dia, hal itu juga menjadi bukti bahwa produk dalam negeri dapat bersaing di kancah internasional. Apalagi seragam buatan PT Sritex itu mengusung beberapa fitur seperti ionising radiation regulation protection atau antiradiasi, antinyamuk, antiair dan minyak, anti-bakteri dan bau, serta anti api.
“Semua proses research and development telah dilakukan di dalam negeri, di pusat riset Sritex yang terletak di Sukoharjo, Jawa Tengah,” katanya.
Sebelumnya, emiten berkode SRIL itu telah meng-ekspor seragam militer ke sejumlah negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Timor Leste, Singapura, Nepal, dan Australia. SRIL juga menjadi produsen resmi seragam tentara anggota NATO (North Treaty Organization), seperti Jerman, Swedia, Norwegia, Belanda, dan Austria.
Produksi seragam militer, rata-rata memberikan kontribusi sebesar 20 persen terhadap pendapatan PT Sritex. Hingga kuartal III 2020, kinerja keuangan PT Sritex masih menunjukkan performa positif dengan membukukan penjualan hingga USD 895,07 juta atau meningkat 1,13 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Editor : Aron
Sumber : kumparan