Atlet e-sport Winda Lunardi kesal dan sakit hati ketika ayahnya diduga oleh pihak PT Maybank Indonesia Tbk. bekerja sama dengan tersangka pembobol tabungannya.

“Dibilang ada uang bunga ditransfer ke papa saya. Sedangkan kita semua tidak tahu, saya itu hanya nasabah biasa yang memang menabung,” kata Winda dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Kompas TV, Senin malam, 9 November 2020

“Papa saya selama ini usaha halal, selalu menaati hukum. Saya jamin tidak ada mungkin kerja sama papa saya dengan tersangka.”

Lebih jauh Winda menjelaskan awal mula pembukaan rekening di Maybank pada 2014 lalu merupakan rekening koran atau tabungan untuk masa depan dan tidak pernah diotak-atik.

Dia memastikan bahwa segala transaksi ataupun aktivitas yang terjadi dalam rekening itu, tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan darinya. Kalaupun memang ditemukan ada transaksi, menurut Winda, hal itu merupakan penyalahgunaan pihak lain yang tidak dia ketahui.

“Karena itu tabungan masa depan, kita mau simpan. Gak pernah cek internet banking. Dan karena kita menabung di banyak bank, aman-aman saja selama ini,” ucap Winda.

Sampai akhirnya belakangan Winda dan ibunya kaget saat akan mengambil dana ternyata diketahui jumlah saldo yang ada di rekening tabungannya hanya tersisa Rp 17 juta dan Rp 600 ribu. Padahal dari hitungannya, nilai tabungan berjangka itu pada tahun ini seharusnya sudah mencapai Rp 20-an miliar.

Sebelumnya Head Financial Crime Compliance National Anti Fraud PT Maybank Indonesia Tbk. Andiko menyebutkan ayah Wulan dengan pimpinan cabang Cipulir (tersangka dengan inisial AT) sudah saling kenal satu sama lain sejak lama.

Hal ini terlihat dari adanya bunga bank yang seharusnya diterima Winda dikirim oleh AT ke rekening Herman Lunardi, ayah Winda. “Jadi kita meneliti rekening A dari Maybank, dari situ kita melihat ternyata ada aliran dana dari A ini kepada orang tua dari nasabah yaitu Herman Lunardi dari rekening bank lain,” ucap Andiko dalam konferensi pers Senin siang yang disiarkan Live di Instagram @maybankind.

Karena banyaknya kejanggalan yang ditemui dalam kasus pembobolan dana ini, kuasa hukum Maybank Indonesia Hotman Paris Hutapea menyebutkan kemungkinan ada rencana menggugat balik nasabah. “Semakin cepat (kami) digugat lebih bagus. Biar tuntas. Kerena mungkin kami akan gugat balik malah,” katanya.

Hotman Paris menuturkan terdapat sejumlah keanehan dalam kasus hilangnya dana nasabah tersebut. Kanehan awal, kata dia, pada 2014 saat pembukaan rekening, nasabah tidak memegang kartu ATM dan buku tabungan.

Oleh karena itu Hotman meminta agar Bareskrim melakukan penyelidikan lebih mendalam dan memeriksa sebanyak 8 orang yang menerima aliran dana. Ia juga mengatakan kasus pengosongan rekening atlet e-sport Winda Lunardi sudah terjadi sejak 2016. “Menurut pengakuan tersangka (AT), uang sudah ludes Mei 2016. Ada apa ini?,” kata Hotman Paris.

 

Editor : Parna

Sumber : tempo.co