Badan Pusat Statistik (BPS) melansir sebagian besar perusahaan terdampak pandemi covid-19 atau virus corona. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, tercatat 82,85 persen perusahaan membukukan penurunan pendapatan akibat covid-19.

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Nurma Midayanti bilang 14,6 persen perusahaan lainnya mengaku masih meraup pendapatan yang sama seperti sebelum pandemi. Sementara, 2,55 persen perusahaan menyatakan pendapatannya justru meningkat.

“Ada perubahan pendapatan pelaku usaha, ada penurunan pendapatan sekitar lebih dari 80 persen. Sebanyak 8 dari 10 perusahaan mengalami penurunan pendapatan,” ungkap Nurma dalam diskusi virtual, Rabu (7/10).

Menurutnya, perusahaan yang paling banyak mengalami penurunan pendapatan adalah usaha mikro kecil (UMK). Jumlahnya mencapai 84,2 persen.

“Ada 8 dari 10 perusahaan mengalami penurunan pendapatan, (rinciannya) 82,29 persen usaha menengah besar (UMB) dan 84,2 persen UMK,” jelas Nurma.

Dari segi sektoral, Nurma bilang akomodasi dan makan minum (mamin) menjadi sektor yang paling terdampak selama pandemi covid-19. Kemudian, sektor transportasi dan pergudangan, serta jasa lainnya.

“Sektor paling terdampak akomodasi dan mamin 92,47 persen, jasa lainnya 90,9 persen, serta transportasi dan pergudangan 90,34 persen,” tutur Nurma.

Kalau dilihat, survei ini sejalan dengan realisasi kinerja industri yang dipaparkan pada kuartal II 2020. BPS menyatakan kinerja sektor transportasi dan pergudangan minus hingga 30,84 persen sepanjang April-Juni 2020.

Dengan demikian, sektor tersebut menjadi sumber kontraksi tertinggi untuk ekonomi nasional kuartal II 2020. Hal itu jika dilihat berdasarkan lapangan usaha.

Selanjutnya, sektor akomodasi dan mamin tercatat minus 22,02 persen, industri minus 6,19 persen, perdagangan minus 7,57 persen, konstruksi minus 5,39 persen, pertambangan minus 2,72 persen.

Lalu, administrasi pemerintahan minus 3,22 persen, jasa lainnya minus 12,6 persen, jasa perusahaan minus 12,09 persen, serta pengadaan listrik dan gas minus 5,46 persen.

Editor : Parna
Sumber : cnnindonesia