Jakarta – Seorang pengguna Twitter dengan akun Dendropsophus Triangulum membagikan video yang memperlihatkan seekor ular cantik berwarna biru muda, tengah bertengger di atas bunga mawar merah. Perpaduan biru dan merah antara ular dan bunga membuat ini jadi pemandangan yang sangat indah.
Tapi, Dendropsophus mewanti-wanti, agar kita tidak memegangnya jika bertemu dengan ular ini.
Trimeresurus insularis, Indonesia timur type localitynya di Soe. Umumnya berwarna hijau. Venomous ya guys, jadi kalau nemu, walaupun terlihat cantik, tapi jangan dipegang,” tulis Dendropsophus dalam akun Twitter-nya.
Iya, ular berwarna biru langit itu adalah Trimeresurus insularis yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Apa yang disampaikan Dendropsophus agar berhati-hati saat menemukannya memang benar. Hewan ini punya bisa yang cukup berbahaya, kendati tidak mematikan bagi manusia.
Trimeresurus insularis atau yang dijuluki ular berbibir putih adalah subspesies viper vit berbisa yang masuk dalam keluarga ular beludak. Mereka adalah pemangsa yang cukup agresif.
Ular jenis ini dapat ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia, mulai dari Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Pulau Komodo, hingga Flores. Selain di Indonesia, T. insularis juga bisa ditemukan di Timor Leste dan sebagian negara di Asia Tenggara dan Australia.
Mereka hidup di hutan-hutan tropis pada ketinggian 880 mdpl. Menempati semak belukar atau hutan bambu. Sering juga ditemukan di dekat-dekat sungai yang mengalir, bertengger di atas dahan pohon, atau vegetasi. Dalam beberapa kasus, T. insularis sering memasuki lingkungan penduduk untuk memangsa tikus atau kadal. Adapun makanan utamanya adalah hewan-hewan kecil seperti katak, kadal, burung, dan mamalia.
Trimeresurus Insularis, Ular Cantik Asli Indonesia dengan Racun Berbahaya (1)
Trimeresurus Insularis biru. Foto: Freepik
T. insularis dewasa bisa tumbuh dengan panjang mencapai 93 cm. Mereka umumnya berwarna hijau atau kuning. Namun, khusus di Pulau Komodo, warnanya terbilang cukup unik dan langka, yakni biru langit
Uniknya, perubahan warna pada T. insularis biru itu bersifat permanen. Artinya, warna biru pada tubuh T. insularis tidak sementara, melainkan selamanya.
“Tersirat bahwa ini bukan warna ontogenetik atau sementara. Ular ini berwarna biru sepanjang mereka hidup,” kata Stephen Mahony peneliti dari Herpetology Collection di Museum Australia.
Berbicara soal bisa, T. insularis punya racun hemoragik yang cukup mematikan bagi mangsanya. Jika digigit ular ini, kamu akan merasakan rasa sakit yang luar biasa, bengkak, nekrosis pada daging, hingga pendarahan hebat baik secara internal maupun eksternal, meski jarang hingga menyebabkan kematian.
Editor : Aron
Sumber : kumparan