Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyampaikan kekhawatiran terkait potensi serangan siber yang dilancarkan peretas (hacker) terhadap kegiatan kampanye via internet atau dalam jaringan (daring) selama Pilkada Serentak 2020.

Arief mengatakan peretasan bisa saja marak terjadi karena para kandidat akan lebih sering kampanye virtual di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

“Kemungkinan kampanye kan sedikit turun dan diganti dengan pertemuan-pertemuan digital. Jangankan tahapan pemilu, lah wong kita ini webinar saja, kita ini rakor saja, itu kadang-kadang di tengah aksi kita itu muncul serangan-serangan, gambar-gambar unik dan aneh,” kata Arief di Jakarta, Jumat, (28/8).

Arief mengatakan KPU, Bawaslu, dan Kominfo perlu bekerja sama mengawal pilkada di tengah ancaman tersebut. Sebab menurutnya, serangan siber terhadap penyelenggaraan pemilu kian meningkat setiap tahun.

Dia berpendapat serangan siber pada 2004-2014 hanya menyasar situs-situs penyelenggara pemilu. Lalu mulai 2014, serangan siber bertambah banyak dan cenderung menyasar pribadi penyelenggara.

“Kalau sekarang itu sudah nyerang akunnya Arief Budiman di mana ya, email-nya Arief Budiman di mana ya, Whatsapp-nya Arief Budiman nomor berapa ya,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Menkominfo Johnny G. Plate menyambut baik ajakan KPU. Ia berjanji untuk mendukung penyelenggaraan pilkada, terutama di ruang digital.

“Saya menyampaikan kesungguhan Kominfo, dukungan Kominfo beserta seluruh jajaran untuk bersama-sama dengan penyelenggara dan ekosistem Pilkada 2020 untuk memastikan kesuksesannya,” ujar Johnny.

Pilkada Serentak 2020 akan digelar 9 Desember dengan menyerentakkan pilkada di 270 daerah. Tahapan kampanye pilkada kali ini akan berlangsung 71 hari pada 26 September hingga 5 Desember.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia