Tatkala memegang gelas anggur, mungkin kamu pernah bertanya: mengapa bentuknya berbeda dari gelas biasa? Ada bagian kepala, batang, dan alas. Dari pertanyaan itu, kamu juga akan penasaran, sejak kapan bentuknya menjadi seperti itu? Jawaban untuk hal ini rupanya tidak sederhana, dalam jangka waktu cukup lama gelas anggur telah mengalami beberapa kali perubahan, baik dalam cara pembuatan atau bahan yang digunakan.
Gelas anggur modern, yang dibuat khusus untuk minuman dari sari buah anggur yang difermentasi, diperkirakan telah muncul sekitar tahun 1400 di Kota Venesia, Italia. Bentuknya mirip dengan yang lazim kita lihat pada saat ini, namun bahannya berbeda.
Manusia bahkan telah menggunakan gelas khusus untuk meminum anggur pada era yang lebih lama, mungkin sejak sebelum masehi. Akan tetapi, desain gelas anggur modern, yang terdiri dari wadah di bagian atas, batang, dan alas, adalah desain dari abad pertengahan.
Kala itu, Venesia adalah pusat dunia dalam pembuatan kaca. Orang-orang Venesia telah memiliki keterampilan handal untuk memurnikan sumber alkali. Mereka pun dapat membuat cristallo, yang merupakan bentuk kaca paling bening yang sangat dicari.
Akan tetapi, saat pembuat kaca di Venesia mulai memurnikan bahan baku (untuk menghilangkan elemen penyebab warna), mereka secara tidak sengaja menghilangkan beberapa hal yang semestinya membuat kaca lebih tahan lama, seperti kapur yang berfungsi sebagai penstabil. Walhasil, kaca bening buatan mereka bisa rusak lebih cepat dalam udara yang normal sekalipun.
Gejala penyakit kaca buatan Venesia pada awalnya adalah “menangis”. Ini terjadi ketika uap air menyebabkan alkali terlepas dari kaca. Kaca pun “menjerit”, dengan munculnya serangkaian retakan sangat halus yang disebabkan oleh hilangnya alkali. Kaca pun pecah kemudian.
Pada tahun 1600-an, orang Inggris mulai mengikuti jejak orang Venesia dan menciptakan industri kaca secara mandiri. Momen penting pengembangan kaca dimulai ketika Angkatan Laut Kerajaan Inggris meminta para pembuat kaca untuk berhenti menebang pohon ek demi menyalakan tungku (dijadikan suluh). Persediaan kayu ek telah menipis dengan cepat pada saat itu, padahal masih dibutuhkan untuk pembuatan kapal.
Jadi, pembuat kaca di Inggris pun beralih ke batu bara laut. Benda ini rupanya memberikan suhu yang jauh lebih tinggi, menciptakan tungku yang lebih panas, dan segera memperkuat kaca. Mereka pun bisa menciptakan gelas anggur yang lebih kuat, tanpa penyakit kaca.
Sejarah Gelas Anggur, Hal Sederhana yang Mengagumkan (1)
Foto oleh PixelAnarchy dari Pixabay
Lalu, penyempurnaan gelas anggur berlanjut pada tahun 1670-an. George Ravenscroft mencoba membuat kaca yang lebih baik dan lebih indah. Ia menambahkan timbal oksida dan batu api (rijang) ke dalam campuran bahan, yang membuat kaca menjadi lebih kuat lagi, dan memberinya penampilan yang terlihat hampir seperti kristal.
Timbal oksida membuat kaca berkilau, karena memengaruhi cara cahaya melewatinya. Zat ini menyebabkan warna berbeda dalam cahaya untuk bergerak dengan kecepatan berbeda. Sebuah proses yang dikenal sebagai dispersi (penguraian atau pembiasan warna).
Pada akhirnya, setelah pajak pembuatan kaca dihilangkan, yang telah ada sejak tahun 1700-an hingga pertengahan 1800-an, ukuran gelas anggur pun mulai membesar. Ketika tekanan finansial itu dihilangkan, gelas anggur tidak lagi berukuran kecil, tidak seperti gelas anggur bergaya Georgia yang berukuran sekitar tujuh kali lebih kecil dari gelas anggur modern.
Referensi:
Editor : Aron
Sumber : kumparan