Jakarta – Organisasi kemasyarakatan (Ormas) besar di Indonesia mundur teratur dari Program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pimpinan Nadiem Makarim. Bagaimana sesungguhnya program besutan Mas Menteri ini?

Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Jumat (24/7), Program Organisasi Penggerak (POP) adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode Keempat pada 10 Maret 2020.

Menurut Peraturan Sekjen Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, Program Organisasi Penggerak adalah program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan melibatkan ormas sebagai mitra yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

“Sekarang ini pemerintah melibatkan organiaasi masyarakat untuk sama-sama bagaimana mencerdaskan anak bangsa,” kata Supriano, 10 Februari 2020, saat itu Supriano berbicara selaku Plt Dirjen GTK Kemdikbud.

Maka, program organisasi penggerak bakal melibatkan ormas dan mitra untuk mendidik para guru/pengajar. Ormas dan mitra ini ada yang punya lembaga pendidikan juga. Muhammadiyah misalnya, ormas Islam tertua ini punya banyak sekolahan. Nahdlatul Ulama (NU) juga punya banyak pondok pesantren. Namun, kedua ormas itu sudah mundur dari program organisasi penggerak.

 

Editor : Parna

Sumber : detiknews