Jakarta – Feby Febiola mengidap kista ovarium. Penyakit itu diketahui di idap aktris era 1990-an itu pada akhir Mei 2020. Dia sempat menjalani operasi pengangkatan kista. Setelah operasi, dia merampungkan pengobatan dengan menjalani kemoterapi.

Pengobatan ini bukan perjalanan yang mudah baginya. Tapi dia mengaku kondisinya saat ini baik-baik saja.

But no worries, kondisi aku sekarang baik-baik aja, semuanya dalam kontrol tangan Tuhan. Makasih yang udah nanyain dan doain. Bukan perjalanan yang mudah buat aku, tapi aku yakin Tuhan selalu genggam tanganku, dan semuanya terasa mudah,” tulis dia dalam keterangan foto saat mengunggah foto penampilan barunya dengan rambut cepak.

Dia mengaku mengalami kerontokan rambut cukup parah sehingga harus memotongnya. Dalam unggahan lain, dia mengatakan bahwa dia sangat ketakutan ketika pertama kali mengetahui ada massa di indung telur sebelah kanan dan harus menjalani operasi. Dia berusaha menenangkan hati dan pikiran dengan mengalihkannya musik, lagu, film, pikiran positif. Namun, semua itu tidak berhasil.

“Itu semua tidak berhasil, saya tetap ketakutan, susah tidur, semua bayangan buruk ada dipikiran saya, dari mulai sakit sampai kematian, kecemasan yang konstan,” kata dia.

Seperti Febi Febiola, sebagian orang merasa ketakutan mengidap kista Ovarium. Beda dengan kanker, kista ovarium umumnya jinak dan jarang berkembang menjadi tumor ganas atau kanker.

Dilansir dari Healthline, kista adalah kantung kecil berisi udara, cairan, atau bahan lainnya. Adapun tumor mengacu pada jaringan abnormal yang tumbuh di area tertentu. Baik kista dan tumor dapat muncul di tempat yang sama, seperti kulit, jaringan, organ, dan tulang.

Tumor dapat jinak, dapat juga ganas. Tumor jinak biasanya menetap di satu lokasi saja, sementara tumor ganas yang juga disebut kanker bisa menyebar ke organ lain dan menyebabkan kanker baru atau metastasis.

Dalam kebanyakan kasus, kista dan tumor sulit dibedakan hanya dengan melihatnya. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda perhatikan untuk melihat apakah itu lebih cenderung menjadi kista atau tumor.

Laman Healthline menuliskan, tumor cenderung tumbuh lebih cepat, sedangkan kista tidak. Kista cenderung merah dan bengkak, ada semacam titik hitam seperti komedo di tengah, lembut, dan bisa bergerak di bawah kulit. Sementara tumor tidak, jaringan ini cenderung menetap di satu tempat.

Sayangnya ini tak dapat diketahui secara langsung. Ada beberapa gejala yang cendrung sama, antara lain perut terasa kembung, tekanan atau nyeri, menstruasi tidak teratur, nyeri saat berhubungan seksual, dan sering buang air kecil. Itu sebabnya, orang yang mengalaminya sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Kista umumnya dibedakan jadi dua jenis, yaitu kista folikel dan kista korpus luteum. Selama siklus menstruasi wanita, sel telur tumbuh di dalam kantung yang disebut folikel. Kantung ini terletak di dalam ovarium. Dalam kebanyakan kasus, folikel atau kantung ini membuka dan melepaskan sel telur. Tetapi jika folikel tidak pecah, cairan di dalam folikel dapat membentuk kista pada ovarium yang disebut dengan kista folikel.

Setelah melepaskan telur, folikel biasanya akan larut. Namun, ada kalanya folikel tidak larut sehingga terisi cairan yang jika terakumulasi akan menyebabkan kista corpus luteum.

Jenis lainnya adalah kista dermoid yang pertumbuhannya seperti kantung pada ovarium, dapat mengandung rambut, lemak, dan jaringan lainnya. Selain itu, ada cystadenoma, yaitu pertumbuhan non-kanker yang dapat berkembang di permukaan luar ovarium. Ada pula endometrioma, yaitu jaringan yang biasanya tumbuh di dalam Rahim yang dapat berkembang di luar rahim dan melekat pada ovarium.

Sebagian wanita yang memiliki kista ovarium mengalami kondisi yang disebut dengan sindrom ovarium polikistik atau PCOS. Kondisi ini berarti ovarium memiliki banyak kista kecil sehingga menyebabkan ovarium membesar. Jika tidak diobati, ovarium polikistik dapat menyebabkan infertilitas.

 

Editor : Aron
Sumber : tempo