Jakarta – Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (Taman Bumi Dunia) pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNESCO di Paris, Prancis, Selasa (2/7/2020).

Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah dinilai dan diputuskan oleh UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, pada 31 Agustus-2 September 2019.

Ahli Geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Oktory Prambada mengatakan pembentukan Kaldera Toba terjadi karena tumbukan lempeng di antara sesar Sumatera.

Tumbukan lempeng itu kemudian membuat jalur patahan yang ada di zona rigid. Karena wilayah Toba, Sumatera Uutara berada di zona rigid maka magma menembus ke atas. Artinya, magma hanya mengangkat bagian keraknya saja.

“Jadi tidak sampai keluar melalui jalur-jalur seperti gunung api. Sebetulnya Toba itu tidak ada gunung sebelumnya, ini unik,” kata Oktory saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (9/7/2020).

“Jadi dia (magma) mengangkat keras yang di atas karena jumlah magmanya besar, dia cuma mengangkat tetapi tidak sempat merembes (menyerap) ke atas,” sambungnya.

Kemiringan landai itu dinamakan Batak Tumor yang terjadi pada 1,2 juta tahun yang lalu. Setelah membentuk batak ini, muncul erupsi kecil tapi letusannya tidak terlalu besar.Apabila magma itu menyerap ke atas, proses ini dinamakan sebagai pembentukan lava. Namun dalam kasus kaldera di Toba, malah membentuk morfologi bukit raksasa tetapi kemiringannya landai.

Lalu pada 800 ribu tahun lalu, Toba kembali erupsi yang berasal dari mantel magma setelah itu melewati batas sesar Sumatera dan magma membumbung ke atas. Letusan erupsi pada periode tersebut kata Oktory sangat besar dan akhirnya membentuk kaldera pertama yaitu Old Toba.

“Kemudian si erupsi ini berlanjut lagi, dia kembali bererupsi di 500 tahun yang lalu. Dia membentuk kaldera kedua,” ujar Oktory.

Fenomena erupsi tidak hanya berhenti sampai di situ, sekitar 75 ribu tahun yang lalu lagi-lagi erupsi kembali terjadi namun dengan intensitas yang lebih besar.

“Tinggi kolom erupsinya itu sampai 50 kilometer ke atas dan terjadi di atas stratosfer. Volume magma yang dikeluarkan pun sampai 2.800 kilometer kubik. Jadi besar sekali, endapannya sampai Persia lalu India dan terdeteksi juga di Eropa tapi tipis,” jelas Oktory.

“Danau membentuk kaldera ukurannya 30 x 100 kilometer. Dari danau tadi kemudian muncul Pulau Samosir di tengahnya,” pungkas Oktory.Akibat volume magma yang dikeluarkan sangat besar, terjadi kekosongan rongga pada kerak gunung lalu muncul retakan, tidak lama retakan itu ambruk dan membentuk danau.

Keindahan Kaldera Toba dan kekayaan budaya yang dimiliki menjadikan Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata andalan Indonesia yang masuk dalam daftar 10 Bali Baru.

Selain Kaldera Toba, Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang masuk dalam daftar UNESCO, antara lain 10 warisan budaya tak benda, 9 situs warisan budaya dan alam, serta 16 cagar biosfer.

Sebelum Kaldera Toba, Indonesia telah memiliki empat situs UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Cileteuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.

 

Editor : Parna

Sumber : cnnindonesia