JAKARTA – Presiden Kosovo, Hashim Thaci, dilaporkan didakwa dengan sepuluh kasus dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam konflik di negara itu pada 1990-an.

Dakwaan itu disampaikan oleh pengadilan di Den Haag, Belanda, Rabu (24/6) kemarin.

Dewan Spesialis Kosovo (KSC) mengatakan tak hanya Thaci, tapi kepala intelijen masa perang sekaligus mantan ketua parlemen Kosovo, Kadri Veseli, juga dituduh melakukan kejahatan perang.

Dia menambahkan, dakwaan terhadap kedua orang itu diajukan pada 24 April, tapi saat itu tidak diungkapkan secara terbuka.

“Surat dakwaan tersebut mendakwa Hashim Thaci, Kadri Veseli, dan tersangka lainnya bertanggung jawab secara pidana atas hampir 100 kasus pembunuhan,” kata KSC dalam sebuah pernyataan.

Dilansir AFP, Kamis (25/6), pihak pengadilan mengatakan terdakwa juga menghadapi dakwaan lain seperti penghilangan orang secara paksa, penganiayaan, dan penyiksaan.

Kejahatan yang dituduhkan dalam dakwaan itu melibatkan ratusan korban yang diketahui berasal dari orang-orang Kosovo, Albania, Serbia, Roma, dan etnis lain serta termasuk lawan politik.

Jaksa mengatakan pihaknya memutuskan membuat tuduhan publik karena Thaci dan Veseli telah berulang kali menghalangipenyelidikan dan proses hukum KSC.

Saat dakwaan disampaikan, Thaci dilaporkan sedang mempersiapkan pertemuan puncak pada Sabtu mendatang di Gedung Putih dengan rekannya dari Serbia, Aleksander Vucic. Laporan dari media lokal menyatakan bahwa dia sudah berangkat ke Amerika Serikat.

Akan tetapi, utusan khusus AS untuk Serbia dan Kosovo, Richard Grenell, yang sekaligus mengatur pertemuan Gedung Putih mengatakan dalam sebuah kicauan di Twitter bahwa Thaci telah membatalkan pertemuan puncak setelah kasusnya diadili di Den Haag.

“Saya menghormati keputusannya untuk tidak menghadiri diskusi sampai masalah hukum dari tuduhan itu diselesaikan,” kata Grenell.

Dia menambahkan, diskusi akan dilanjutkan dengan Perdana Menteri baru Kosovo, Avdullah Hoti.

Pengadilan khusus yang didukung Uni Eropa ini didirikan pada 2015 untuk menyelidiki kejahatan oleh gerilyawan etnik Albania yang menuntut kemerdekaan atas warga sipil Serbia dalam perang 1998-1999.

Konflik itu mempertemukan gerilyawan Tentara Pembebasan Kosovo yang memperjuangkan kemerdekaan bagi provinsi Kosovo, melawan pasukan Serbia yang menarik diri dari wilayah itu setelah operasi pengeboman Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama sebelas pekan.

Pengadilan dibentuk setelah sebuah laporan Dewan Eropa menyebut mantan pemimpin gerilyawan, termasuk Thaci, terlibat dalam kejahatan perang.

Awal tahun ini, pengadilan telah mengumumkan bahwa mereka mendakwa pejabat tinggi Kosovo tanpa menyebut nama, tapi spekulasi sudah tersebar bahwa yang dimaksud adalah Thaci.

Perang kemerdekaan Kosovo merenggut sekitar tiga belas ribu jiwa, yang sebagian besar adalah etnis Albania.

Wilayah itu secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaannya pada 2008 dengan dukungan dari Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat. Namun, Serbia dan sekutunya, China dan Rusia, tidak pernah mengakui deklarasi itu, dan status Kosovo tetap menjadi sumber utama ketegangan di kawasan Balkan.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia