Istri mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Rosmah Mansor, mengungkapkan keluhan soal kerusakan barang-barang mewahnya saat disita negara. Terutama tas tangan yang memiliki harga puluhan ribu ringgit telah ditangani dengan ceroboh oleh petugas.

Hal itu disampaikan melalui kuasa hukumnya, Tan Sri Muhammad Shafee Abdullah, mengutip New Straits Times, tas tangan yang masing-masingnya memiliki harga fantastis itu ditandai dengan spidol oleh polisi.

Rosmah Mansor merasa geram atas sikap polisi yang tidak peduli dengan barang-barang mahalnya. Padahal para petugas sudah tahu barang-barang yang dimiliki Rosmah dan putrinya, Nooryana Najwa Najib, itu bila dijumlahkan bisa mencapai jutaan ringgit.

“Polisi menandai masing-masing tas tangan yang bernilai paling tinggi, puluhan ribu ringgit, langsung dengan spidol,” ucap Tan Sri.

Rosmah Mansor, Mantan Perdana Menteri Najib Razak

Kerusakan tas-tas mewah itu dibahas sang kuasa hukum dalam sebuah persidangan di pengadilan Kuala Lumpur, Rabu (10/6). Tan Sri meminta polisi untuk membayar ganti rugi karena telah merusak barang berharga istri Najib Razak.

“Sekarang pemerintah harus bertanggung jawab untuk membayar kerusakan atau mengganti produk,” kata Tan Sri, seperti dikutip South China Morning Post.

Hal ini diketahui Rosmah Mansor dan suaminya, ketika keduanya memeriksa barang-barangnya di lemari besi di bank sentral Malaysia. Pemeriksaan itu dilakukan menjelang penyampaian pembelaan Najib sebagai barang bukti kasus korupsi yang menjerat mantan Perdana Menteri Malaysia itu.

Sebelumnya, Rosmah Mansor sempat memancing kemarahan publik di masa pemerintahan suaminya, yang dituduh mengambil kas negara. Setelah kekalahan dalam Pemilihan umum Malaysia 2018, pasangan itu diserang dengan tuduhan korupsi dan diadili.

Saat penggerebekan, polisi menyita lebih dari 500 tas tangan kelas atas dan lebih dari 12.000 perhiasan, itu semua diduga dibeli menggunakan uang publik yang dikorupsi. Barang-barang yang dimiliki Rosmah itudiperkirakan bernilai lebih dari 680 juta ringgit Malaysia atau setara Rp 2,2 triliun.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan