JAKARTA – BP, perusahaan minyak kelas kakap yang bermarkas di London, Inggris, mengambil langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 10 ribu pekerja. BP, dulu dikenal sebagai British Petroleum, terpaksa menempuh PHK di tengah pandemi virus corona, karena anjloknya harga minyak dunia.

Dilansir CNN, Selasa (9/6), CEO BP Bernard Looney mengatakan kepada karyawan akan mengurangi tenaga kerja hampir 15 persen pada tahun ini.

Pada Februari lalu, BP telah memberitahukan soal rencana menata kembali bisnis mereka untuk mencapai emisi bersih nol pada 2050 atau bahkan lebih cepat.

Percepatan untuk mengurangi biaya ini juga dipengaruhi pandemi virus corona yang membuat harga minyak anjlok dan membuat banyak orang tinggal di rumah.

Harga minyak mentah dunia mencapai level terendah selama beberapa dekade pada April lalu. Harganya hanya US$20 dolar atau Rp278 ribu per barel (kurs Rp13.933 per dolar AS).

Harga minyak mentah kini telah naik menjadi US$42 dolar (Rp584 ribu) per barel, meski demikian harganya tetap lebih rendah dibandingkan awal tahun.

“Harga minyak telah jatuh jauh di bawah level yang dibutuhkan untuk mendapatkan untung,” kata Looney melalui surat elektronik kepada para pegawai.

“Kami menghabiskan banyak, jauh lebih banyak dari yang kami hasilkan. Saya berbicara jutaan dolar, setiap hari.”

BP juga mengumumkan pegawai yang menempati jajaran pimpinan tidak akan mendapat kenaikan gaji hingga Maret 2021. Selain itu, pemberian bonus tahun 2020 dipastikan sulit untuk dilakukan dalam kondisi saat ini.

BP bukan satu-satunya perusahaan terkemuka di Inggris yang harus mengurangi karyawan mereka di tengah pandemi covid-19. Sebelumnya, perusahaan barang mewah Mulberry menyatakan akan mengurangi 25 persen pegawai yang berarti 350 orang yang bekerja untuk mereka.

Perusahaan-perusahaan besar di Inggris tercatat sudah melakukan PHK terhadap 75 ribu pegawai karena kebijakan penguncian wilayah (lockdown) saat pandemi virus corona.

Maskapai British Airways telah melakukan PHK terhadap 12 ribu karyawan atau setara seperempat tenaga kerja mereka. Begitu pula maskapai penerbangan lain, seperti Easy Jet yang merumahkan 4.500 karyawan dan Virgin Atlantic yang memutuskan PHK 3.000 karyawan.

Langkah mengurangi jumlah karyawan juga diambil perusahaan penerbangan Rolls-Royce, pemasok suku cadang Meggitt, Bentley, McLaren, hingga Aston Martin.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia