JAKARTA – Ketika industri olahraga masih mati suri di Amerika Serikat, UFC 249 berusaha memberi ‘inspirasi’ sekaligus menantang maut di tengah wabah virus corona atau Covid-19.

Semula dijadwalkan berlangsung di New York, 18 April lalu, UFC 249 menjadi salah satu ajang olahraga di Amerika Serikat yang gagal digelar karena wabah virus corona.

Presiden Donald Trump bulan lalu melakukan rapat dengan para petinggi industri olahraga di AS, salah satunya Presiden UFC Dana White, dan meminta agar kompetisi olahraga secepatnya kembali digelar.

Trump menganggap pertandingan olahraga adalah salah satu yang dibutuhkan untuk membangkitkan semangat masyarakat AS setelah dihantam pandemi. AS salah satu negara yang paling buruk dihantam wabah virus corona, dengan total kematian mencapai lebih dari 76.000 orang hingga hari ini, Jumat (8/5).

Sejak pertemuan dengan Trump, hanya UFC yang berani berusaha menggelar pertarungan. Sayang, UFC 249 harus ditunda setelah tidak mendapat venue pada 18 April lalu. Khabib Nurmagomedov yang semula dijadwalkan berupaya mempertahankan gelar melawan Tony Ferguson, memutuskan mundur dari UFC 249. Justin Gaethje pun dipilih UFC sebagai pengganti Khabib.

Justin Gaethje akan melawan Tony Ferguson di UFC 249. (Jonathan Hayward/The Canadian Press via AP, File)Justin Gaethje akan melawan Tony Ferguson di UFC 249. (Jonathan Hayward/The Canadian Press via AP, File)
Kritikan dan kecaman terus didapat White karena tetap pada keputusan menggelar UFC 249. Pria 50 tahun itu dianggap tidak peduli dengan keselamatan petarung, ofisial, dan semua orang yang terlibat dalam UFC 249.

Bagi petarung, berada di atas octagon dan bertarung sudah dianggap sebagai bentuk mempertaruhkan nyawa. Ditambah dengan kondisi wabah virus corona, para pertarung seperti dobel menantang maut.

White tidak peduli dengan kecaman. Setelah berusaha keras mencari venue, UFC akhirnya sukses mendapat izin tampil di VyStar Veterans Memorial Arena, Florida, untuk menggelar UFC 249, Minggu (10/5) pagi WIB.

UFC pun jadi ajang olahraga pertama di AS yang mampu berjalan di tengah pandemi.

Total ada 12 pertarungan akan digelar dengan Tony Ferguson vs Justin Gaethje sebagai laga puncak. UFC 249 digelar tanpa penonton dan White menjamin pertarungan digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan.

White mengaku tidak bisa membiarkan wabah Covid-19 membuat UFC, perusahaan yang dibangunnya sejak Januari 2001, mati suri. UFC harus membayar gaji karyawan dan petarung harus mendapatkan uang untuk bertahan hidup. Setidaknya itu alasan utama White ngotot tetap menggelar UFC 249.

“Dengar, kami juga punya keluarga. Saya punya keluarga, saya tidak mau menyakiti keluarga saya. Saya tidak mau mati. Ini [UFC 249] bukan hanya kegiatan yang gila, ini semua dipersiapkan dengan matang,” ujar White kepada CNN.

“Kami memiliki orang yang pandai, dokter, dan orang-orang yang terlibat di UFC sejak kali pertama. Kami percaya kami siap menggelar pertarungan seaman mungkin,” sambung White.

Menariknya, UFC 249 bukan satu-satunya ajang pertarungan yang akan digelar UFC di VyStar Veterans Memorial Arena. UFC seakan-akan ingin ‘kejar tayang’ dengan menggelar UFC on ESPN: Smith vs. Teixeira pada 13 Mei dan UFC on ESPN: Overeem vs. Harris pada 16 Mei di venue yang sama.

Total UFC akan menggelar tiga pertarungan hanya dalam delapan hari. Sebuah keputusan berani yang diambil White di tengah pandemi Covid-19. White akan jadi orang yang paling disalahkan dan dikucilkan jika orang-orang yang terlibat di UFC 249 terinfeksi virus corona.

Setidaknya hingga kini White mendapat dukungan penuh dari karyawan dan petarung. Gaethje tidak memungkiri memaksa tampil di UFC 249 karena harus mendapatkan uang. Petarung 31 tahun itu juga berharap keputusannya bertarung bisa memberi inspirasi kepada masyarakat yang sedang terpukul karena pandemi.

“Pertarungan ini juga memberi inspirasi, ini peluang besar untuk melakukannya. Menang atau kalah tidak masalah, orang-orang akan melihat kerja keras kami dan itu yang harus kami lakukan. UFC 249 ini besar. Semua orang terkunci di dalam rumah, mereka butuh sesuatu, dan apa yang kami lakukan ini ‘sesuatu’ untuk mereka,” ucap Gaethje.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia