JAKARTA – Setelah diserang pandemi virus corona COVID-19 sejak akhir Desember 2019 lalu, kini China dibayangi kekhawatiran lagi. Pasalnya, negara tersebut khawatir akan terjadinya pandemi kedua yaitu Swine Fever Africa atau demam babi Afrika.
Hal ini terjadi lantaran sebuah peternakan babi di Yunyang, Chonquing, diserang wabah tersebut. Pemerintah China khawatir wabah itu akan menjadi pandemi global kedua, setelah COVID-19.

Saat menyelidiki kasus tersebut, tim penyelidik menemukan 298 babi yang terkontaminasi virus tersebut. Babi-babi itu sedang diangkut secara ilegal dari tempat lain.

Mengutip dari Daily Star, penemuan ini membuat tim penyelidik langsung melacak keberadaan peternakan yang mengembang biakkan babi tersebut. Tapi, perburuan tersebut belum membuahkan hasil.

Jika virus tersebut dibiarkan saja, dikhawatirkan akan berpotensi menyebar ke jutaan babi yang ada di daerah tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, demam babi Afrika ini bisa disebarkan oleh babi yang hidup maupun sudah mati.

Selain dari babi, penularan juga bisa terjadi melalui pakan ternak yang terkontaminasi dan ini belum ada vaksin yang bisa mencegahnya. Jika terinfeksi pada manusia, akan menyebabkan terengah-engah saat bernapas hingga muncul bercak merah pada kulit.

Meskipun khawatir, pemerintah mengklaim sudah memiliki cara penanganan yang tepat dan sesuai seperti yang telah mereka lakukan untuk menangani virus corona. Gejala yang bisa muncul saat terinfeksi mirip dengan virus corona, yaitu batuk dan demam tinggi.

Editor: PARNA
Sumber: detikhealth