JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan negara-negara yang sudah menyiapkan amunisi mulai dari fiskal, moneter, maupun kebijakan-kebijakan lainnya. Langkah ini diambil demi menangkis imbas ngeri corona (covid-19) ke ekonomi.

Negara-negara yang sudah memiliki amunisi ini merupakan anggota G20. Perlu diketahui virus corona sudah merebak ke 186 negara di dunia. Sehingga, penanganannya harus dilakukan secara bersama-sama.

“Tadi pagi sudah dapatkan informasi 186 negara terjangkit COVID-19, jadi ini sudah hampir tidak ada negara terbebas,” kata Sri Mulyani saat video confrence yang dikutip, Jakarta, Kamis (25/3/2020).

Berdasarkan proyeksi IMF, perekonomian dunia akan tumbuh negatif tahun 2020. Hal itu dikarenakan penyebaran corona yang banyak memutuskan sendi-sendi perekonomian. Dengan kondisi seperti itu, para negara maju yang tergabung di G20 pun sudah mengadakan rapat secara virtual.

“Para leaders G20 mengusulkan supaya akan terjadi pertemuan virtual secara lebih reguler karena menghadapi situasi luar biasa sangat dinamis ini dan diharapkan dengan adanya meeting virtual akan bisa dilakukan kebijakan bersama yang sifatnya koordinatif sehingga bisa kembalikan confidence secara global,” jelas Sri Mulyani.

Dalam pertemuan secara virtual ini, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku mendapat laporan mengenai ‘amunisi’ baik fiskal, moneter, dan kebijakan lainnya dari negara anggota G20 untuk melawan COVID-19.

“Pada dasarnya, semua negara anggota G20 plus beberapa negara tambahan, semuanya konfirmasi mereka melakukan coordinated policy respons baik dari sisi fiskal dan moneter serta kebijakan unconventional lain,” ungkapnya.

Berikut ‘amunisi’ negara-negara melawan corona:

1. Amerika Serikat (AS)

Negeri Paman Sam ini sepakat menyiapkan dana sekitar US$ 1 triliun yang berasal dari APBN-nya. Dana ini masih dalam pembahasan dan belum mendapat persetujuan dari Senatnya.

Jika disetujui, nantinya stimulus fiskal ini akan diberikan untuk pekerja di sektor UMKM berupa pendapatan dua bulan dalam bentuk pinjaman. Lalu, penyediaan likuiditas untuk sektor keuangan dan dunia usaha.

2. China

Negeri Tirai Bambu ini menyiapkan dana sekitar US$ 17,2 miliar untuk menyelamatkan perekonomiannya yang sudah terdampak sangat dalam. Dana tersebut nantinya menjadi stimulus bagi dunia usahanya agar segera menggenjot produksi.

China sendiri akan memanfaatkan momentum peningkatan permintaan terhadap alat kesehatan (alkes), seperti alat pelindung diri (APD), masker hand sanitizer, dan lainnya.

3. Italia

Ekonomi Negara Pizza ini akan mengalami resesi yang cukup dalam, prediksinya bisa mencapai double digit. Untuk menanggulangi hal itu, pemerintahnya sedang mengkonsolidasikan kebijakan sektor kesehatan yang bisa memperbaiki kondisi perekonomiannya secara menyeluruh.

Setidaknya, Italia sedang menyiapkan dana sekitar US$ 27 miliar. Nantinya dana tersebut akan ditujukan untuk penjaminan bagi masyarakat yang terkena PHK, pelonggaran kredit demi meningkatkan produksi.

4. Inggris

Negara yang baru keluar dari Uni Eropa ini menyiapkan dana sekitar 4% dari produk domestik bruto (PDB)-nya. Dana ini nantinya dimanfaatkan sebagai stimulus fiskal.

Beberapa stimulus yang diberikan adalah cash grant (hibah tunai), tax relief (keringanan pajak), dan subsidi kepada mereka yang mengalami PHK dan upah kepada mereka yang mengalami pengurangan jam kerja.

5. Uni Eropa

Parlemen Uni Eropa sepakat menyiapkan dan sekitar 1% dari PDB-nya sebagai stimulus fiskal dalam bentuk tax expenditure. Serta menyiapkan dana sekitar 10% dari PDB atau setara US$ 100,84 miliar dalam bentuk bantuan likuiditas di sektor keuangan.

6. Kanada

Kanada menyiapkan dana sekitar 3,6% dari PDB-nya atau setara US$ 63,9 miliar dalam bentuk stimulus fiskal. Stimulus itu untuk mendukung para pekerja dan sektor dunia usaha yang terdampak virus corona. Bahkan, pemerintahnya menambah dana sekitat US$ 500 billion sebagai jaminan di sektor perbankan.

7. Prancis

Negara tempat menara Eifel berdiri ini menyiapkan dana sekitar 2% dari PDB-nya. Dari dana tersebut sekitar 10% untuk jaminan atau garansi bagi perusahaan-perusahaan yang terdampak corona, termasuk swasta.

Adapun dana untuk stimulus fiskal ini sekitar 45 miliar euro untuk pengeluaran atau belanja negara, dan sekitar 300 miliar euro untuk jaminan atau garansi.
Selanjutnya Jerman dan beberapa negara lainnya. Klik halaman selanjutnya

8. Jerman

Pemerintahan Jerman sepakat meningkatkan anggaran belanja negaranya sebesar 40%. Tujuannya untuk menstabilkan sektor keuangan dan penerbitan instrumen utang untuk mendukung sektor usaha.

9. Australia

Negeri Kanguru ini sedang mengajukan dana sekitar 109 miliar dolar Australia kepada parlemennya. Anggaran uang diajukan ini setara 10% dari PBD-nya. Dana tersebut nantinya dimanfaatkan bagi seluruh sektor yang terdampak corona.

10. Beberapa negara lainnya

Seperti Jepang, meski suku bunga acuannya berada di level 0%. Namun pemerintah Negeri Matahari Terbit ini sedang menyiapkan stimulus fiskal. Berikutnya, ada Rusia yang menyiapkan anggaran sekitar US$ 15,5 miliar atau 1% terhadap PDB-nya.

Selanjutnya, Turki akan menggelontorkan dana sebagai stimulus senilai US$ 15,4 miliar, Singapura US$ 4,4 miliar, dan Korea Selatan senilai US$ 66 miliar.

Editor: PARNA
Sumber: detikfinance