JAKARTA – Kondisi sejumlah kampung di distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika dilaporkan lumpuh, Senin (9/3), usai kontak senjata antara aparat dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak tiga hari terakhir.

Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob menyebut warga yang dievakuasi dari empat kampung di Distrik Tembagapura ke Timika mencapai lebih dari 1.000 orang. Seluruh pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya lumpuh total.

“Masyarakat merasa takut, terancam, trauma. Kalau mereka bertahan di sana, mereka kesulitan untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok,” ujar Johannes, Senin (9/3) dikutip dari Antara.

Bahkan untuk bidang pendidikan, anak-anak usia sekolah di Kampung Banti dan sekitarnya itu sudah lama (sekitar tiga tahun) tidak lagi mengenyam pendidikan sejak fasilitas sekolah mereka (SD Negeri dan SMP Negeri Satu Atap Banti) dibakar oleh KKB pada sekitar Februari 2017.

Johannes bahkan mengatakan berdasarkan laporan dari pihak TNI dan Polri, hingga kini masih terdengar sesekali bunyi letusan senjata api di sekitar Banti Tembagapura.

“Meskipun bunyi letusan senjata api hanya sesekali terdengar, tapi ini tentu membuat masyarakat ketakutan. Mereka tidak ingin kejadian seperti pada Oktober 2017 sampai April 2018 itu terulang kembali,” kata Johannes.

Johannes mengharapkan situasi keamanan di kawasan Banti dan kampung-kampung sekitar Kota Tembagapura secepatnya bisa pulih.

“Perlu segera diambil solusi yang tepat agar situasi keamanan di Waa, Banti, Kimbeli, Opitawak dan Utikini bisa kembali pulih,” kata Johannes.

Gelombang evakuasi warga Banti dan sekitarnya ke Timika terjadi sejak Jumat (6/3) petang, kemudian berlanjut pada Sabtu (7/3) dini hari, dan terakhir pada Minggu (8/3) malam sebanyak 614 warga kembali dievakuasi ke Timika.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebut tindakan KKB telah membuat takut masyarakat setempat. KKB, kata dia, harus ditindak tegas. Paulus juga meminta aparat gabungan TNI-Polri mengadang KKB agar tidak masuk ke wilayah pertambangan PT Freeport Indonesia.

“Ini sudah jelas bahwa perbuatan mereka sangat menakutkan bagi warganya sendiri,” kata Irjen Paulus.

Kapolda Kunjungi Pengungsi

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengunjungi pengungsi di Timika, Senin dini hari. Ia didampingi Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob dan menyaksikan langsung 917 warga yang baru turun dari Tembagapura dengan menggunakan bus milik PT Freeport.

Para pengungsi untuk sementara ditampung di tenda-tenda yang ada di halaman Gereja Rehobot, Timika. Warga yang mengungsi itu berasal dari kampung Opitawak, Kimbeli, Banti 1 dan Banti 2.

“Selaku Kapolda Papua dan pribadi menyampaikan rasa prihatin,” kata Paulus Waterpauw.

Ia mengatakan aparat keamanan akan menangani permasalahan yang terjadi di Tembagapura hingga tuntas.

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob menyatakan bagi pengungsi yang memiliki sanak keluarga di Timika, Pemda akan membantu mengantarkannya.

Untuk sementara mereka tinggal bersama keluarga yang ada di Timika dan bila situasi sudah aman maka akan difasilitasi kembali untuk pulang ke kampung halamannya.

“Bagi warga yang belum memiliki e-KTP, silahkan mengurusnya agar bila kembali sudah memiliki kartu Identitas diri,” kata Rettob.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia