Kendati Batam masih bebas dari wabah corona, Pemko Batam mendukung keputusan pemerintah melarang masuk turis asal Tiongkok ke Indonesia untuk sementara waktu.

Menurut Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, larangan ini juga termasuk bagi warga negara lain yang melakukan perjalanan ke Tiongkok dalam 14 hari terakhir ini.

”Soal ini telah disampaikan kepada Kepala Disbudpar Ardiwinata,” kata Amsakar, usai menghadiri Musrenbang di Kelurahan Teluk Tering, kemarin.

Amsakar menuturkan, larangan masuk turis asal Tiongkok ke Indonesia sudah pasti akan memberikan dampak terhadap tingkat kunjungan wisman ke Batam. Karena Tiongkok selama ini menjadi salah satu negera penyumbang wisman terbanyak bersama dengan Singapura.

”Kalau pengaruh sudah pasti, tapi saya kira ini yang terbaik,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, secara tidak langsung penyebaran virus corona memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Batam. Sebab, saat ini masyarakat tentu juga berhati-hati dan pastinya jumlah pengunjung mal juga mengalami penurunan. Karena itu, pihaknya berharap virus corona ini bisa segera diatasi.

”Dampaknya memang luas, wisman sudah pasti berkurang, orang-orang juga pasti jarang ke mal,” kata dia.

Dampak pada dunia usaha sudah mulai terasa. Mulai dari penurunan dolar Singapura hingga status warga negara asing (WNA) Tiongkok yang bekerja di Batam tidak bisa kembali karena Indonesia melarang WNA Tiongkok datang ke Indonesia.

Dolar Singapura melemah terhadap rupiah imbas dari merebaknya virus corona di Tiongkok.

Seperti yang diketahui, Tiongkok merupakan salah satu mitra utama Singapura dalam bidang ekonomi. Karena penutupan pintu masuk Singapura bagi warga Tiongkok, tentu akan menekan permintaan dari Tiongkok ke Singapura.

Hingga saat ini tercatat 1 dolar Singapura setara dengan Rp 9.987,84.

”Tiap penurunan dolar Singapura bisa berdampak pada ekspor Batam ke Singapura. Sebab barang akan semakin mahal ketika dikonversi ke dolar Singapura,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, Senin (3/2/2020).

Imbasnya, kata Rafki, berdampak pada penurunan ekspor Batam ke Singapura, sehingga pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan. Untuk itu, ia meminta agar BP Batam dan Pemko Batam mengambil langkah-langkah antisipasi jika ancaman global ini mengganggu perekonomian Batam.

”Pemerintah harus memberikan stimulus fiskal dan non-fiskal untuk menjaga aktivitas ekonomi di Batam tetap berjalan,” tuturnya.

Editor: PARNA
Sumber: batampos