JAKARTA – Lusinan koala di kota pesisir Portland, Negara Bagian Victoria, Australia yang sekarat dilaporkan terpaksa disuntik mati, dan beberapa lainnya luka-luka serta kelaparan akibat habitat mereka dirambah oleh perusahaan kayu. Namun, sampai saat ini belum ada perusahaan yang mengaku melakukan hal itu.

“Peristiwa ini adalah akibat perbuatan manusia. Kami berharap lembaga pelestarian bertindak tegas terhadap para pelaku,” demikian isi pernyataan Departemen Lingkungan Victoria, seperti dilansir AFP, Senin (3/2).

Menurut mereka 80 koala yang berhasil diselamatkan dari wilayah bekas perkebunan di Portland. Sebagian dari mereka kelaparan dan luka, tetapi petugas memutuskan menyuntik mati beberapa ekor di antaranya akibat kondisi mereka sulit disembuhkan.

Lembaga pecinta lingkungan Friends of the Earth menyatakan lahan perkebunan itu dirambah pada Desember 2019. Mereka mengatakan sejumlah penduduk setempat melihat mayat koala dikubur massal dengan diangkut buldoser.

Sementara itu, Asosiasi Hasil Hutan Australia mengklaim kontraktor yang membuka lahan tersebut pada November 2019 sudah bekerja sesuai panduan pemerintah. Yakni harus menyelamatkan satwa liar sebelum mereka merambah lahan dan menggusur pepohonan.

“Belum jelas siapa yang merobohkan pohon sementara masih ada koala yang tinggal di sana, tetapi hal ini jelas yang melakukan bukan perusahaan perkebunan atau kehutanan,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Hasil Hutan Australia, Ross Hampton.

Editor: PARNA
Sumber: CNN Indonesia